Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Manggadong Perlu Dikembangkan Menjadi Budaya Nasional

Written By Unknown on Jumat, 30 November 2012 | 12.40

MEDAN, KOMPAS.com--Manggadong (makan umbi-umbian sebelum makan nasi) yang telah menjadi tradisi leluhur dan sebagai kearifan lokal masyarakat Tapanuli, ke depan dinilai perlu lebih dikembangkan menjadi budaya nasional agar masyarakat tidak hanya tergantung pada nasi saja.

"Manggadong perlu dikembangkan lagi, tidak hanya makan umbi-umbian saja terutama ubi jalar,  tetapi kemudian perlu diperkaya dengan makan ubi kayu, talas, jagung, pisang dan lainnya sebelum mengkonsumsi nasi," kata Guru Besar Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Tadjuddin Noer Effendi di Medan Kamis.

Menurut dia, memang secara budaya, makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia adalah beras, namun di beberapa daerah, makanan pokok masyarakat turun temurun adalah jagung, sagu, ubi kayu dan ketela rambat.

Secara turun temurun keanekaragaman pangan itu telah terbukti dapat membantu tegaknya ketahanan, kedaualatan dan kemandirian pangan.

"Kedepan budaya warisan leluhur itu perlu pertahankan agar kita dapat mempertahankan kedaulatan pangan yang belakangan ini mulai rentan sebagai akibat globalisasi, diikuti merembesnya budaya pangan yang tidak berbasis budaya pangan lokal," katanya.

Menurut dia dewasa ini realitas menunjukkan bahwa globalisasi, liberalisasi ekonomi dan pasar bebas telah membuka peluang pasar nasional dan lokal untuk dibanjiri impor produk pangan dari berbagai negara, dan dari tahun ketahun impor itu terus meningkat.

Implikasinya adalah ketergantungan pada impor menjadi realitas yang sedang dihadapi saat ini. Ketergantungan tidak hanya pada pengadaan makanan pokok beras, tetapi pada bahan makanan lainnya, seperti kedelai, jagung dan daging.

Bahkan ketergantungan juga terjadi pada bahan pangan seperti garam, bawang dan buah-buahan. Kalau ini terus menerus berlangsung maka pada suatu saat dapat memunculkan situasi kerentanan kedaulatan pangan.

Sebagai contoh pada bulan Juli tahun 2012 harga kedelai meningkat tajam karena pasokan kedelai impor dari Amerika Serikat berkurang akibat produksi kedelai merosot sebagai akibat musim kering disana.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa ketergantungan pada bahan pangan impor mengakibatkan berkurangnya pasokan dan mendorong terjadi kenaikan harga di pasar dalam negeri. Belajar dari pengalaman itu maka sudah saatnya seluruh komponen bangsa perlu menyikapi situasi kerentanan pangan itu.

"Ketergantungan bahan pangan pada impor harus kita kurangi. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah menegakkan kemandirian dan kedaulatan pangan dengan membangun budaya pangan berbasis pengetahuan dan kearifan lokal yang telah eksis berabad-abad dalam budaya bangsa Indonesia," katanya.


12.40 | 0 komentar | Read More

"Makepung" Diusulkan Jadi Warisan Budaya

"Makepung" Diusulkan Jadi Warisan Budaya

Jumat, 30 November 2012 | 00:14 WIB

NEGARA, KOMPAS.com — Makepung atau tradisi balap kerbau di Kabupaten Jembrana, Bali, diusulkan kepada Badan PBB yang mengurusi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia (WBD).

Untuk melengkapi usulan tersebut, tim dari Balai Pelestarian Budaya Bali dan Pusat Kajian Bali Universitas Udayana (Unud) Denpasar melakukan verifikasi dan inventarisasi tradisi Makepung, Kamis.

"Verifikasi dan inventarisasi ini merupakan langkah awal sebelum dilanjutkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Dr Ida Bagus Dharmika selaku ketua tim di Kabupaten Jembrana.

Ia berharap, Makepung bisa menjadi WBD seperti Subak Jati Luwih, Pura Taman Ayun, dan Tukad Pakrisan, yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya nonbenda.

Menurut Dharmika, melihat sejarah tradisi pacuan kerbau yang sudah ada sejak tahun 1920 ini, Makepung memiliki peluang untuk diakui UNESCO.

"Apalagi Makepung hanya ada di Kabupaten Jembrana. Meskipun banyak budaya lain yang masuk, tradisi ini tetap bertahan hingga sekarang," ujar Dharmika.

Dalam verifikasi itu dilibatkan pula pengurus "sekaa" atau kelompok Makepung dari tim Ijogading Barat dan Ijogading Timur serta Kepala Dinas Dikporaparbud Jembrana Nengah Alit.

Dharmika mengaku, saat ini pihaknya fokus pada pengisian kuisioner dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pengumpulan data dari kelompok dan tokoh Makepung.

Ia juga mengingatkan, usulan agar Makepung ini diakui UNESCO sebagai WBD sangat ditentukan oleh aspirasi dari masyarakat luas.

Sementara itu, Nengah Alit menyatakan siap memfasilitasi berbagai kebutuhan seperti data dan informasi terkait Makepung.


12.40 | 0 komentar | Read More

Sudah Saatnya Batik Jadi Industri Dunia

Written By Unknown on Kamis, 29 November 2012 | 12.40

Sudah Saatnya Batik Jadi Industri Dunia

Rabu, 28 November 2012 | 19:20 WIB

PEKALONGAN, KOMPAS.com — Presiden Komisaris Gabungan Kerajinan Batik Indonesia  Investment Romi Oktabirawa berpendapat, memasuki era globalisasi, kerajinan batik Indonesia sudah bisa menjadi industri berskala dunia sebagai upaya menarik investasi modal asing ke Tanah Air.

"Sekarang ini, batik Indonesia hanya terpaku pada usaha kecil menengah, tetapi belum pernah berpikir bagaimana kerajinan ini menjadi industri berskala dunia," katanya di Pekalongan, Selasa.

Menurut dia, kerajinan batik sudah lama menjadi produk budaya masyarakat dan bangsa Indonesia, bahkan pada beberapa literatur menuliskan bahwa batik sudah ada di bumi Nusantara sejak abad ke-17.

Pada masa kejayaan Majapahit, katanya, masyarakat sudah mengenal batik sebagai pakaian sehari-hari, bahkan pada masa Kerajaan Mataram kerajinan yang sudah diakui UNESCO terdefinisikan menjadi pakaian yang membedakan status masyarakat pada saat itu.

Ia mengatakan bahwa dengan melihat begitu panjang dan lamanya sejarah kerajinan batik di Nusantara ini, maka sudah saatnya pelaku batik kembali memikirkan bagaimana kerajinan batik dapat digunakan sebagai kekuatan ekonomi masyarakat Indonesia.

"Tidaklah mudah menjadikan batik sebagai kekuatan ekonomi masyarakat Indonesia karena semua pihak harus  mengambil langkah yang berani dan berfikir out of the box dari kerangka yang selama ini sudah ada," katanya.

Menurut dia, untuk menjadikan kerajinan batik sebagai kekuatan ekonomi bangsa, maka pelaku usaha harus berani dalam berpola pikir bahwa batik selain sebagai produk budaya, juga merupakan produk industri ekonomi yang mempunyai ciri khas lokal, tetapi memenuhi keinginan masyarakat pasar dunia.

"Kami berobsesi kerajinan batik harus bisa masuk menjadi bagian fashion dunia yang berciri khas lokal, tetapi mampu mengakomodasi kebutuhan konsumen terhadap tren fashion dunia," katanya.

Ia mengatakan bahwa pada kancah industri berskala internasional, industri batik harus masuk dalam area perusahaan go public' atau masuk dalam ranah investasi publik.

"Dengan memasuki area investasi publik ini maka batik akan lebih mudah dijadikan produk fashion  dan budaya berskala internasional. Pemerintah juga harus menyiapkan regulasi dalam persiapan industri batik masuk ke kancah industri dan ekonomi global," katanya.


12.40 | 0 komentar | Read More

Pertemuan Pengarang Sepakat Rekomendasikan Organisasi

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com — Pertemuan Pengarang Indonesia (PPI) di Makassar, Sulawesi Selatan, 25-27 November 2012, sepakat merekomendasikan sebuah organisasi bagi pengarang di Indonesia.

Hasil PPI 2012 yang berakhir Selasa, menurut sastrawan asal Lampung, Isbedy Stiawan ZS, yang mengikuti PPI itu, saat dihubungi dari Bandar Lampung, menyepakati bahwa rekomendasi yang akan dilengkapi penjabaran tentang struktur dan visi-misi tersebut akan diserahkan kepada pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada Desember 2012.

Dia menjelaskan, rekomendasi itu akan disusun oleh tim perumus, yakni Radhar Panca Dahana, Kurnia Effendi, Puthut EA, dan Damhuri Muhammad, hingga 28 November 2012.

"Setelah itu, rekomendasi akan diserahkan kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbud," kata Isbedy yang ikut bersidang di Komisi III untuk membahas internal sastra (wan) pada PPI 2012 di Makassar itu pula.

Pembahasan di Komisi III meskipun sempat masih ragu perlu tidaknya sebuah organisasi pengarang, akhirnya sepakat lembaga yang menaungi pengarang ini amat diperlukan.

Pentingnya organisasi itu didukung bahwa selama ini pengarang Indonesia selalu lemah dalam posisi tawarnya, selain itu tak adanya advokasi ketika pengarang terbentur masalah.

Karena itu, organisasi atau asosiasi bagi pengarang dipandang sangat diperlukan keberadaannya.

Sejumlah sastrawan senior mendukung terbentuk organisasi ini, di antaranya Leon Agusta, Veven SP Wardana, Isbedy Stiawan ZS, Sosiawan Leak, Saut Sitomorang, Gerson Poyk, Bakdi Soemanto, Akhudiat, Acep Zamzam Noor, dan banyak lagi yang lainnya.

Dalam sidang pleno, ketiga komisi juga sepakat atas terbentuknya organisasi yang sementara ini disepakati bernama Asosiasi Pengarang Indonesia untuk direkomendasikan kepada pemerintah.

Selain organisasi itu, PPI juga membahas soal estetika sastra Indonesia serta hubungan pengarang dan karya sastra Indonesia dengan negara-negara lain.

"Diharapkan dengan adanya organisasi pengarang ini, posisi tawar pengarang, baik dengan pemerintah maupun institusi lain, bisa membaik," kata Isbedy pula.

Para pengarang ke depan diharapkan dalam soal royalti penerbitan buku yang masih sangat kecil dapat memperjuangkan peningkatannya.

PPI 2012 yang pada pembukaannya tak dihadiri pejabat Kemendikbud itu menghadirkan antara lain Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri, Sosiawan Leak, Agus Mtoh, Cok Sawitri, dan Rahman Arge.


12.40 | 0 komentar | Read More

Mahasiswa Indonesia Bahas Isu Budaya di Bali

Written By Unknown on Rabu, 28 November 2012 | 12.40

DENPASAR, KOMPAS.com--Pada penghujung tahun 2012, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana menggelar Konferensi Budaya Nasional bertajuk "Transformasi Budaya menuju Indonesia yang Demokratis dalam Perspektif Generasi Muda". Kegiatan yang akan dihadiri mahasiswa se-Indonesia, berlangsung pada 6 hingga 8 Desember 2012 di Bali.

Selain mengagendakan diskusi guna memahami tantangan dan peluang selama proses transformasi budaya yang terjadi berikut tawaran solusinya dari sudut pandang pemuda, acara pun dimaknai dengan talkshow budaya yang menghadirkan Radhar Panca Dahana, Romo Mudji Sutrisno, Jean Couteau, I Dewa Gede Palguna dan sejumlah budayawan mumpuni lainnya. Peserta juga akan diajak mengunjungi Subak Jatiluwih yang baru dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia UNESCO 2012.

"Kegiatan ini membuka ruang bagi anak muda, khususnya mahasiswa, untuk bicara perihal kebudayaan ditilik dari berbagai aspek. Output-nya berupa rekomendasi kebijakan bagi segenap stakeholder di berbagai bidang seperti pendidikan, hukum, politik, dan ekonomi." Ungkap ketua panitia, Ni Made Frischa Aswarini.

KBN 2012 hendak mengajak seluruh mahasiswa Indonesia untuk mewarnai dan mengawal dinamika kebudayaan yang tengah berlangsung di Nusantara. "Program ini boleh jadi adalah pertemuan nasional pertama di Indonesia yang diadakan dan diikuti oleh mahasiswa untuk secara khusus membahas isu budaya" ujar Frischa.

Adapun pendaftaran peserta masih terbuka hingga 30 November 2012. Informasi lebih lanjut dapat diakses di konferensibudaya.wordpress.com, jejaring sosial twitter (@KBUdayana) serta facebook (Konferensi Budaya Nasional 2012 Universitas Udayana).

Sekilas Tentang Semangat Dasar Penyelenggaraan KBN 2012

Kebudayaan nasional Indonesia adalah suatu proses yang terus menjadi dan senantiasa berubah seiring perkembangan zaman. Kebudayaan nasional yang terdiri dari berbagai kultur daerah yang pada dasarnya memiliki kesamaan-kesamaan tertentu, bertemu dengan nilai-nilai budaya modern semisal multikulturalisme dan demokrasi sehingga mengalami pergeseran, dinamika, dan juga ketegangan.

Sejalan dengan itu, tak pelak terjadi transformasi budaya dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat dengan kultur yang mencerminkan kekinian. Transformasi budaya merupakan keniscayaan bagi bangsa Indonesia yang plural dan tengah berupaya mewujudkan demokratisasi di segala lini. Proses tersebut pun tak dapat dihindari mengingat adanya arus globalisasi yang membawa pengaruh luar yang tak tertolak.

Meski demikian, transformasi budaya di Indonesia selama ini cenderung berjalan tanpa adanya kontrol atau pengawasan yang terarah dan terukur. Akibatnya, proses tersebut mengalami sekian hambatan dan tegangan yang memicu paradoks serta alienasi kultural dalam diri manusia Indonesia. Mencermati realita ini, kontribusi apa yang dapat dilakukan oleh para pemuda untuk mengawal transformasi budaya yang telah dan tengah terjadi? Komitmen kebudayaan dan langkah strategis macam apa yang harus dijalankan generasi muda untuk dapat mendukung upaya demokratisasi sehingga dapat memupuk persatuan bangsa dan mampu bersaing di ranah global? Hal ini menjadi latar belakang sekaligus bahasan yang akan diperdalam di Konferensi Budaya Nasional 2012 nantinya.


12.40 | 0 komentar | Read More

Puisi-puisi Arung Wardana

KAN KUTIKAM KAU DENGAN SAKITKU PELAN-PELAN
Tikam aku juga pelan-pelan Dik e!

Kalau kau maunya begitu
kan ku tikam kau
dengan sakitku
pelan-pelan

Kalau kau merayuku
kan ku tikam kau
dengan sakitku
pelan-pelan

Kalau kau menikam ku
dari rayumu
biar kau mencintaiku
pelan-pelan

Mari sayang
mendekatlah
pelan-pelan
malam sudah larut
pintu sudah tertutup
dan
matapun mau terkatup juga

Mendekaplah sayang
pada tubuh ini
melalui sebotol wine 
dan
permen karet

Tidurlah sayang

Aku tak bisa
merayu
sepertimu 
karena ku bukan perayu
maka tak kan merayumu
pelan-pelan

Apa maumu kalau begitu

Karena kau tak kan mau
maka rayumu
tlah menusuk jantungku 
biar
tubuh
segera luluh
biar
tubuh
segera lumpuh
biar
tubuh
segera rubuh
karena sakitku

Apa mau mu kalau begitu
kalau ku lihat
kata
bikin
mendekap
menderap
mengendap
menapak
merangkak
bergumul
di
depan pintu
katapun tertutup
matapun terkatup
bibirpun terkecup
kaupun telungkup
tubuhpun
rubuh
di sela shubuh
kaupun mabuk 
tubuhpun
kapuk
botolpun pecah
aku pun tolol
cintapun lelah
tanpa
janji
tanpa
isyarat
tanpa
ikat
tanpa
tirakat
tanpa
raka'at
maka shubuh
menanam air mata
trus berganti
dari
tubuh
ke
tubuh
dari
rangkak
ke
rangkak
dari
tapak
ke
tapak
dari
kata manis
ke
kata manis
berikutnya
dari
pintu
ke
pintu
melalui tujumu
maka kutanam sakit pada tubuh
maka rapuhmu
adalah rapuhku juga
mari sayang 
kita habiskan shubuh nanti
dengan menanam air mata
pada puting payudaramu
biar aku kecup pelan-pelan
dan kutikam
dengan pelan-pelan
dengan sakitku
maka
tak
kan ada cerita anak-anak
berlarian di rumahku
karena selaput yang ku beli
masih ada dalam kamar nanti
tikam aku dari sakitku
dari telungkupmu
biar
tubuh
tubuh
rubuh
luluh
kalaupun
oase
shubuh itu
memang ada
izinkan aku menikammu
pelan-pelan
dengan sakitku
tanpa alifbata
di rumah
Tuhan

Yogyakarta, 09/2012

SANDIWARA SATU BABAK DI HARI ITU
Setelah tragedi Sampang, 26 Agustus 2012

Kalau aku melihat topeng
maka haram jadah
kalau aku melihat kamuflase
maka laknat
kalau aku menonton sandiwara
maka babi yang kutonton
kalau itu reportase
maka anjing yang kureportkan
kalau itu riset
maka bangsat yang kurisetkan

Maka menjemalah
tajam meragam
menjadi budak
dari segala budak
segala raga
di zaman jahilliyah
maka merdekalah Cong
sebelum aku tebas kemerdekaanmu
maka kini kan kumerdekakan 
dengan dua kalimat syahadat
dalam tubuhmu
yang paling merdeka
tapi kan jadi ridho
buat Tuhanmu
Kalau hari itu ada sandiwara satu babak
maka babak berikutnya kau jadi budak

Bangkalan, 2012

AKU AKAN MENIKAHIMU III

Salahkah kalau aku menjemputnya
karena tak kunjung datang
waktumu
tuk kujemput
salahkah aku menemuinya
karena tak kunjung datang
waktumu
tuk kutemui
meski surat sudah kutanam kata
paling indah
baru setelahnya ku kirim kekal
tuk sepimu

Sebenarnya setelah dia datang silih berganti
seperti cahaya tenggelam
yang tak pernah ku kulihat tentang nasib
perjalananku sendiri
sampai-sampai lelah itu enggan kurangkul lagi
hingga tiba malam yang kutulis paling hangat
kau terima

Salahkah kiranya
aku menemuimu tanpa bayang
bagai sungai bersembunyi di lautan


Langkah awan dingin dan berat
kendaraku berjalan lambat
berapa lama lagi ku kan datang
ke kotamu menyambut pagi
di sekitar halaman rumahmu
yang belum ku ketahui
berapa lama lagi aku menunggu
sampai anak-anak kita tumbuh

Semestinya berapa lama lagi
ku rangkum peluh
kala itu hingga tiba di tujuannya
berapa lagi ku susun keluh kesah 
bau keringat dengan mata terkatup
melintas gelap malam
terus melaju
Purwokerto adalah awalan dari sebuah rangkuman
Tegal adalah jawaban dari sebuah pertanyaan
Brebes adalah kesimpulan dari semua muqaddimah
Cirebon adalah akhiran dari semua silsilah
Hingga akhirnya menuju kemantren
masih ku ingat kita bertemu sua
tapi tak sepatah katapun
menyambut malam
sebagaimana telah kuresahkan
sujud paling nyata dalam puisi
sebab inilah cara tubuhku sembahyang
di lesat angin saat bulan nampak padam
karena aku ingin membangun tanah surga
dari rumah kecil itu
denganmu

Entah berapa lagi melaju dan berjalan
menuju  riak gundahku di pesisr pantai 
atau berapa lama air mata meguntitmu 
menuju  tanahmu saat  kau masih  kanak-kanak

Akan ku tunggu itu melaju
sekalipun legam pada tubuhku
karena matahari menghajarku tiap pagi

Bangkalan, 2012

Arung Wardana, Lahir Di Bangkalan, 12 Januari 1981, Antologi bersama " BISIKAN KATA TERIAKAN KOTA" Dewan kesenian Jakarta, Th.2003, Antologi bersama " DUKA ACEH DUKA KITA" Koperasi Seniman Seluruh Indonesia, Th.2004, Antologi bersama " EMPAT AMANAT HUJAN "  Dewan kesenian Jakarta, Th.2010 Antologi bersama " NEGERI CINCIN API "    LESBUMI NU & BAKTI BUDAYA DJARUM PONDATION, Th.2011,  Sedang proses Antologi  tunggal " TUHAN IZINKAN AKU ONANI "


12.40 | 0 komentar | Read More

Ditemukan Situs Batu Beranak di Pulau Mantai

Written By Unknown on Selasa, 27 November 2012 | 12.40

JAYAPURA, KOMPAS.com--Survei yang dilakukan Balai Arkeologi Jayapura di Kawasan Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua berhasil menemukan situs megalitik berupa batu beranak, batu rejeki dan batu perang di Pulau Mantai daerah tersebut.

"Ketiga situs megalitik ini ditemukan di pulau Mantai merupakan salah satu dari 21 pulau yang berada di tengah Danau Sentani. Situs ini berada di koordinat 020 36' 23,4" LS dan 1400 26' 22,7' BT," kata Hari Suroto, staf peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura, Papua, Minggu.

Situs di Pulau Mantai merupakan situs terbuka, kata Hari, pada situs ini ditemukan sejumlah materi arkeologi berupa fragmen gerabah hias maupun polos dan beberapa bangunan megalitik berupa sejumlah menhir dalam berbagai ukuran baik yang berada di dalam danau maupun yang berada di pulau. "Gerabah di Pulau Mantai didapatkan di permukaan tanah, namun kondisi situs tersebut sudah teraduk oleh aktivitas berkebun," katanya.

Terkait penemuann situs megalitik berupa batu Beranak atau "Ainining Duka" (dalam bahasa Sentani,red), lanjut Hari, batu beranak ini berada di dalam danau Sentani, dimana keberadaannya dapat disaksikan dengan jelas pada saat air danau turun/surut. Namun jika air danau sedang pasang/naik, hanya dapat disaksikan dari permukaan danau secara samar-samar.

Adapun atau batu beranak tersebut berjumlah 12 buah, yang terdiri dari 2 buah yang berukuran besar yang dipercayai sebagai laki-laki dan perempuan dewasa. Dan 10 buah yang berukuran kecil dipercayai sebagai anak-anaknya, sehingga semuanya dikenal dengan nama batu beranak. Namun pada penelitian yang dilakukan pada Juli lalu, pihaknya hanya dapat menggambil gambar bagian atas menhir yang berukuran besar yang terlihat.

"Karena pada saat itu kondisi permukaan air danau sedang pasang dan peralatan yang digunakan kurang memadai sehingga kami tidak melakukan penyelaman untuk mendokumentasi semua menhir yang ada, serta tidak melakukan pengukuran pengukuran kami hanya menduga tingginya sekitar 3 meter," kata Hari dan menambahkan jka ditinjau dari jenis batuannya tergolong ke dalam jenis batuan beku.

"Pada penelitian ini, sama halnya dengan batu Beranak, kami hanya dapat menggambil gambar bongkah batu bagian atasnya dan tidak melakukan pengukuran, karena pada saat itu kondisi permukaan air danau naik dan menutupi hampir semua permukaan batu. Adapun jenis batuannya adalah batuan beku," lanjut pria jebolan SMUN Pleret, Bantul, Yogyakarta.

Hari yang pernah mengajar di Jurusan Sejarah Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan itu menambahkan tempat penemuan situs Megalitik ini bisa dijadikan tujuan wisata.


12.40 | 0 komentar | Read More

Patung Rabindranath Tagore di Kompleks Borobudur

TEMANGGUNG, KOMPAS.com--Sebuah patung dada perunggu tokoh kemanusiaan dan kesusastraan India yang pernah meraih penghargaan Nobel Sastra tahun 1931, Rabindranath Tagore dipasang di Museum Arkeologi kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang.

Peresmian patung tersebut dilakukan oleh Duta Besar India untuk Indonesia mewakili Pemerintah India, HE Gurjit Singh dan Pelaksana Tugas Direktur Asia Selatan dan Tengah, Listyowati mewakili Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Senin.

Peresmian patung Rabindranath Tagore tersebut berlangsung di sela acara ASEAN-India Car Rally 2012 di kawasan Candi Borobudur dihadiri, antara lain Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo, Dirut PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko, Purnomo Prasetjo, Sekda Provinsi Jateng Hadi Prabowo, dan Dirjen Kerja Sama ASEAN I Gusti Agung Wesaka Puja.

Listyowati mengatakan, inisiatif pemerintah India menempatkan patung Rabindranath Tagore di Museum Arkeologi Borobudur merefleksikan kedekatan hubungan historis kedua bangsa di bidang kebudayaan.

Ia menuturkan Tagore tercatat pernah mengunjungi Candi Borobudur pada 1927 dan sangat mengagumi candi Buddha terbesar di dunia yang menjadi warisan UNESCO tersebut sehingga diabadikan dalam salah satu puisinya yang terkenal berjudul "Kepada Tanah Jawa".

Dubes Singh mengatakan, sangat penting mempererat hubungan bilateral Indonesia-India melalui diplomasi budaya, antara lain dengan saling bertukar karya-karya kebudayaan, seperti penempatan patung Tagore ini yang dilaksanakan bertepatan dengan peringatan 150 tahun kelahiran Tagore.

Sebelumnya, katanya, Pemerintah Indonesia menempatkan replika Gong Perdamaian Dunia di Museum Mahatma Gandhi, New Delhi pada 2006.

Ia menuturkan, peletakan patung dada Tagore setinggi 55 centimeter dengan alas setinggi 150 centimeter tersebut tidak hanya menjadi simbol keeratan hubungan kemitraan Indonesia dan India, tetapi juga menggambarkan kedekatan historis dan budaya kedua negara yang sejak 2000 tahun silam telah mempunyai ikatan kebudayaan dan perdagangan yang erat.

Singh berharap penempatan patung tersebut dapat memperkuat nilai historis kedua negara dan meningkatkan pemahaman lebih dalam bagi para pengunjung bahwa keindahan Candi Borobudur telah dikenal oleh warga India.

Di sela ASEAN-India Car Rally 2012 tersebut, juga ditanam pohon Tanjung oleh 11 perwakilan negara peserta, yakni India, Vietnam, Thailand, Singapura, Philipina, Myanmar, Malaysia, Laos, Indonesia, Kamboja, dan Brunai.


12.40 | 0 komentar | Read More

KOMPAS.com - Oase

Written By Unknown on Senin, 26 November 2012 | 12.40

KOMPAS.com - OaseKOMPAS.comPertemuan Pengarang di Makassar Tanpa PejabatTerus Bercermin pada "Salya Begal" Pak BoedKeragaman Budaya Indonesia Diapresiasi Mahasiswa JepangKhairul Saleh Dikukuhkan Menjadi Sultan BanjarLembaga Adat Diminta Hidupkan Budaya LokalPuja Mandala, Cermin Keharmonisan Pluralisme BaliDeklarasi Hari Puisi Dapat Sambutan HangatPertemuan Pengarang, Membangun Kekuatan Sastra di IndonesiaInvitasi Teater, Angkat Potensi Teater DaerahWayang Kenya: "Saat Kehidupan di Ambang Kepunahan"Sudah Saatnya Ada Hari Keris Nasional"Hoyak Tabuik" Pariaman Ditutup dengan Dua RitualChina dan Kenya Ramaikan Wayang Summit 2012Invitasi Teater Angkat Potensi Teater Daerah"No Gud" ala Using


Notice: Undefined index: HTTP_USER_AGENT in /www/cyb2-wskcwp-02/public_html/kompascom2011/index.php on line 13
http://www.kompas.com/ News and Service Mon , 26 Nov 2012 12:30:03 +0000 id 2012 Kompas Cyber Media hourly 1 http://www.kompas.com http://www.kompas.com/data/images/logo_kompas_putih.gif 144 20 KOMPAS.com, Lebih Lengkap, Lebih Luas http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10132266/Pertemuan.Pengarang.di.Makassar.Tanpa.Pejabat Mon , 26 Nov 2012 10:13:22 UTC+0700Pertemuan Pengarang Indonesia PPI di Makassar, 25-27 November 2012 tanpa dihadiri pejabat di daerah setempat. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10132266/Pertemuan.Pengarang.di.Makassar.Tanpa.Pejabat">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10132266/Pertemuan.Pengarang.di.Makassar.Tanpa.Pejabat http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/1009463/Terus.Bercermin.pada.Salya.Begal.Pak.Boed Mon , 26 Nov 2012 10:09:46 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/09/07/1315229t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Lakon &quot;Salya Begal&quot;, adalah satu di antara empat cerita wayang ciptaannya. Lakon itu dipentaskan pertama kali ketika Pak Boed merayakan HUT ke-75 <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/1009463/Terus.Bercermin.pada.Salya.Begal.Pak.Boed">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/1009463/Terus.Bercermin.pada.Salya.Begal.Pak.Boed http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10011064/Keragaman.Budaya.Indonesia.Diapresiasi.Mahasiswa.Jepang Mon , 26 Nov 2012 10:01:10 UTC+0700Keragaman budaya yang ada di Indonesia mendapat apresiasi dari mahasiswa dari Jepang, khususnya melalui kegiatan malam budaya yang diadakan di IPB <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10011064/Keragaman.Budaya.Indonesia.Diapresiasi.Mahasiswa.Jepang">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10011064/Keragaman.Budaya.Indonesia.Diapresiasi.Mahasiswa.Jepang http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09384848/Khairul.Saleh.Dikukuhkan.Menjadi.Sultan.Banjar Mon , 26 Nov 2012 09:38:48 UTC+0700Khairul Saleh yang sebelumnya mendapat gelar Raja Muda Kesultanan Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan akhirnya dikukuhkan menjadi Sultan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09384848/Khairul.Saleh.Dikukuhkan.Menjadi.Sultan.Banjar">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09384848/Khairul.Saleh.Dikukuhkan.Menjadi.Sultan.Banjar http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09354593/Lembaga.Adat.Diminta.Hidupkan.Budaya.Lokal Mon , 26 Nov 2012 09:35:45 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/02/1359197t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Seluruh lembaga adat di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, diminta untuk menghidupkan dan mengembangkan budaya lokal agar tidak menghilang. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09354593/Lembaga.Adat.Diminta.Hidupkan.Budaya.Lokal">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09354593/Lembaga.Adat.Diminta.Hidupkan.Budaya.Lokal http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09274935/Puja.Mandala..Cermin.Keharmonisan.Pluralisme.Bali Mon , 26 Nov 2012 09:27:49 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/26/0925476-puja-mandala-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Di tengah konflik yang mengambinghitamkan agama di sejumlah daerah di Tanah Air, Bali bisa menjadi panutan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09274935/Puja.Mandala..Cermin.Keharmonisan.Pluralisme.Bali">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09274935/Puja.Mandala..Cermin.Keharmonisan.Pluralisme.Bali http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09172662/Deklarasi.Hari.Puisi.Dapat.Sambutan.Hangat Mon , 26 Nov 2012 09:17:26 UTC+0700Deklarasi Hari Puisi Indonesia di Pekanbaru, Riau, telah dilakukan oleh para penyair dan seniman dari berbagai daerah mendapatkan sambutan hangat. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09172662/Deklarasi.Hari.Puisi.Dapat.Sambutan.Hangat">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09172662/Deklarasi.Hari.Puisi.Dapat.Sambutan.Hangat http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08560591/Pertemuan.Pengarang..Membangun.Kekuatan.Sastra.di.Indonesia Mon , 26 Nov 2012 08:56:05 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/09/17/1551064t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Sejarah membuktikan kesusasteraan dan para pengarangnya menjadi korban kesewenangan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08560591/Pertemuan.Pengarang..Membangun.Kekuatan.Sastra.di.Indonesia">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08560591/Pertemuan.Pengarang..Membangun.Kekuatan.Sastra.di.Indonesia http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08485855/Invitasi.Teater..Angkat.Potensi.Teater.Daerah Mon , 26 Nov 2012 08:48:58 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/26/0845514-teater-flamboyan-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Sebelas kelompok teater dari berbagai daerah terpilih masuk final Invitasi Teater Inter yang diadakan Federasi Teater Indonesia Inter FTI. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08485855/Invitasi.Teater..Angkat.Potensi.Teater.Daerah">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08485855/Invitasi.Teater..Angkat.Potensi.Teater.Daerah http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08395469/Wayang.Kenya.Saat.Kehidupan.di.Ambang.Kepunahan Mon , 26 Nov 2012 08:39:54 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/26/0838305-wayang-kenya-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Pada hari kedua penyelenggaraan &quot;Wayang Summit 2012&quot;, Minggu 25/11, pengunjung dihibur oleh wayang dari China dan Kenya. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08395469/Wayang.Kenya.Saat.Kehidupan.di.Ambang.Kepunahan">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08395469/Wayang.Kenya.Saat.Kehidupan.di.Ambang.Kepunahan http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08223279/Sudah.Saatnya.Ada.Hari.Keris.Nasional Mon , 26 Nov 2012 08:22:32 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/22/1147493-bah--pameran-keris-nasional-2012--t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia mengusulkan hari keris nasional agar tercantum dalam kalender nasional untuk diperingati setiap tahun. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08223279/Sudah.Saatnya.Ada.Hari.Keris.Nasional">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08223279/Sudah.Saatnya.Ada.Hari.Keris.Nasional http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08163277/Hoyak.Tabuik.Pariaman.Ditutup.dengan.Dua.Ritual. Mon , 26 Nov 2012 08:16:32 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/10/06/0155115t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Puluhan ribu orang menyaksikan penutupan &quot;Hoyak Tabuik&quot; yang berakhir, Minggu dengan menampilkan ritual di antaranya &quot;Tabuik Naiak Pangkek&quot;. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08163277/Hoyak.Tabuik.Pariaman.Ditutup.dengan.Dua.Ritual.">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08163277/Hoyak.Tabuik.Pariaman.Ditutup.dengan.Dua.Ritual. http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/06314376/China.dan.Kenya.Ramaikan.Wayang.Summit.2012 Mon , 26 Nov 2012 06:31:43 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/23/0235238-wayang-sumit-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Perhelatan akbar Wayang Summit 2012 diramaikan oleh pergelaran Wayang Dunia <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/06314376/China.dan.Kenya.Ramaikan.Wayang.Summit.2012">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/06314376/China.dan.Kenya.Ramaikan.Wayang.Summit.2012 http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/0629416/Invitasi.Teater.Angkat.Potensi.Teater.Daerah Mon , 26 Nov 2012 06:29:41 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/08/30/1717064t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Sebelas kelompok teater dari berbagai daerah terpilih masuk final Invitasi Teater Inter yang diadakan Federasi Teater Indonesia Inter FTI. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/0629416/Invitasi.Teater.Angkat.Potensi.Teater.Daerah">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/0629416/Invitasi.Teater.Angkat.Potensi.Teater.Daerah http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/01405631/No.Gud.ala.Using Mon , 26 Nov 2012 01:40:56 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/10/20/1235214t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Jejak budaya asing di Banyuwangi terasa hingga sekarang. Di tengah kota Banyuwangi ada sebuah kompleks bangunan tua bernama Inggrisan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/01405631/No.Gud.ala.Using">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/01405631/No.Gud.ala.Using

KOMPAS.com - OaseKOMPAS.comPertemuan Pengarang di Makassar Tanpa PejabatTerus Bercermin pada "Salya Begal" Pak BoedKeragaman Budaya Indonesia Diapresiasi Mahasiswa JepangKhairul Saleh Dikukuhkan Menjadi Sultan BanjarLembaga Adat Diminta Hidupkan Budaya LokalPuja Mandala, Cermin Keharmonisan Pluralisme BaliDeklarasi Hari Puisi Dapat Sambutan HangatPertemuan Pengarang, Membangun Kekuatan Sastra di IndonesiaInvitasi Teater, Angkat Potensi Teater DaerahWayang Kenya: "Saat Kehidupan di Ambang Kepunahan"Sudah Saatnya Ada Hari Keris Nasional"Hoyak Tabuik" Pariaman Ditutup dengan Dua RitualChina dan Kenya Ramaikan Wayang Summit 2012Invitasi Teater Angkat Potensi Teater Daerah"No Gud" ala Using


Notice: Undefined index: HTTP_USER_AGENT in /www/cyb2-wskcwp-02/public_html/kompascom2011/index.php on line 13
http://www.kompas.com/ News and Service Mon , 26 Nov 2012 12:30:03 +0000 id 2012 Kompas Cyber Media hourly 1 http://www.kompas.com http://www.kompas.com/data/images/logo_kompas_putih.gif 144 20 KOMPAS.com, Lebih Lengkap, Lebih Luas http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10132266/Pertemuan.Pengarang.di.Makassar.Tanpa.Pejabat Mon , 26 Nov 2012 10:13:22 UTC+0700Pertemuan Pengarang Indonesia PPI di Makassar, 25-27 November 2012 tanpa dihadiri pejabat di daerah setempat. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10132266/Pertemuan.Pengarang.di.Makassar.Tanpa.Pejabat">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10132266/Pertemuan.Pengarang.di.Makassar.Tanpa.Pejabat http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/1009463/Terus.Bercermin.pada.Salya.Begal.Pak.Boed Mon , 26 Nov 2012 10:09:46 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/09/07/1315229t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Lakon &quot;Salya Begal&quot;, adalah satu di antara empat cerita wayang ciptaannya. Lakon itu dipentaskan pertama kali ketika Pak Boed merayakan HUT ke-75 <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/1009463/Terus.Bercermin.pada.Salya.Begal.Pak.Boed">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/1009463/Terus.Bercermin.pada.Salya.Begal.Pak.Boed http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10011064/Keragaman.Budaya.Indonesia.Diapresiasi.Mahasiswa.Jepang Mon , 26 Nov 2012 10:01:10 UTC+0700Keragaman budaya yang ada di Indonesia mendapat apresiasi dari mahasiswa dari Jepang, khususnya melalui kegiatan malam budaya yang diadakan di IPB <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10011064/Keragaman.Budaya.Indonesia.Diapresiasi.Mahasiswa.Jepang">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/10011064/Keragaman.Budaya.Indonesia.Diapresiasi.Mahasiswa.Jepang http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09384848/Khairul.Saleh.Dikukuhkan.Menjadi.Sultan.Banjar Mon , 26 Nov 2012 09:38:48 UTC+0700Khairul Saleh yang sebelumnya mendapat gelar Raja Muda Kesultanan Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan akhirnya dikukuhkan menjadi Sultan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09384848/Khairul.Saleh.Dikukuhkan.Menjadi.Sultan.Banjar">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09384848/Khairul.Saleh.Dikukuhkan.Menjadi.Sultan.Banjar http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09354593/Lembaga.Adat.Diminta.Hidupkan.Budaya.Lokal Mon , 26 Nov 2012 09:35:45 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/02/1359197t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Seluruh lembaga adat di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, diminta untuk menghidupkan dan mengembangkan budaya lokal agar tidak menghilang. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09354593/Lembaga.Adat.Diminta.Hidupkan.Budaya.Lokal">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09354593/Lembaga.Adat.Diminta.Hidupkan.Budaya.Lokal http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09274935/Puja.Mandala..Cermin.Keharmonisan.Pluralisme.Bali Mon , 26 Nov 2012 09:27:49 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/26/0925476-puja-mandala-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Di tengah konflik yang mengambinghitamkan agama di sejumlah daerah di Tanah Air, Bali bisa menjadi panutan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09274935/Puja.Mandala..Cermin.Keharmonisan.Pluralisme.Bali">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09274935/Puja.Mandala..Cermin.Keharmonisan.Pluralisme.Bali http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09172662/Deklarasi.Hari.Puisi.Dapat.Sambutan.Hangat Mon , 26 Nov 2012 09:17:26 UTC+0700Deklarasi Hari Puisi Indonesia di Pekanbaru, Riau, telah dilakukan oleh para penyair dan seniman dari berbagai daerah mendapatkan sambutan hangat. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09172662/Deklarasi.Hari.Puisi.Dapat.Sambutan.Hangat">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/09172662/Deklarasi.Hari.Puisi.Dapat.Sambutan.Hangat http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08560591/Pertemuan.Pengarang..Membangun.Kekuatan.Sastra.di.Indonesia Mon , 26 Nov 2012 08:56:05 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/09/17/1551064t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Sejarah membuktikan kesusasteraan dan para pengarangnya menjadi korban kesewenangan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08560591/Pertemuan.Pengarang..Membangun.Kekuatan.Sastra.di.Indonesia">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08560591/Pertemuan.Pengarang..Membangun.Kekuatan.Sastra.di.Indonesia http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08485855/Invitasi.Teater..Angkat.Potensi.Teater.Daerah Mon , 26 Nov 2012 08:48:58 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/26/0845514-teater-flamboyan-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Sebelas kelompok teater dari berbagai daerah terpilih masuk final Invitasi Teater Inter yang diadakan Federasi Teater Indonesia Inter FTI. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08485855/Invitasi.Teater..Angkat.Potensi.Teater.Daerah">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08485855/Invitasi.Teater..Angkat.Potensi.Teater.Daerah http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08395469/Wayang.Kenya.Saat.Kehidupan.di.Ambang.Kepunahan Mon , 26 Nov 2012 08:39:54 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/26/0838305-wayang-kenya-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Pada hari kedua penyelenggaraan &quot;Wayang Summit 2012&quot;, Minggu 25/11, pengunjung dihibur oleh wayang dari China dan Kenya. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08395469/Wayang.Kenya.Saat.Kehidupan.di.Ambang.Kepunahan">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08395469/Wayang.Kenya.Saat.Kehidupan.di.Ambang.Kepunahan http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08223279/Sudah.Saatnya.Ada.Hari.Keris.Nasional Mon , 26 Nov 2012 08:22:32 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/22/1147493-bah--pameran-keris-nasional-2012--t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia mengusulkan hari keris nasional agar tercantum dalam kalender nasional untuk diperingati setiap tahun. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08223279/Sudah.Saatnya.Ada.Hari.Keris.Nasional">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08223279/Sudah.Saatnya.Ada.Hari.Keris.Nasional http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08163277/Hoyak.Tabuik.Pariaman.Ditutup.dengan.Dua.Ritual. Mon , 26 Nov 2012 08:16:32 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/10/06/0155115t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Puluhan ribu orang menyaksikan penutupan &quot;Hoyak Tabuik&quot; yang berakhir, Minggu dengan menampilkan ritual di antaranya &quot;Tabuik Naiak Pangkek&quot;. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08163277/Hoyak.Tabuik.Pariaman.Ditutup.dengan.Dua.Ritual.">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/08163277/Hoyak.Tabuik.Pariaman.Ditutup.dengan.Dua.Ritual. http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/06314376/China.dan.Kenya.Ramaikan.Wayang.Summit.2012 Mon , 26 Nov 2012 06:31:43 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/23/0235238-wayang-sumit-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Perhelatan akbar Wayang Summit 2012 diramaikan oleh pergelaran Wayang Dunia <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/06314376/China.dan.Kenya.Ramaikan.Wayang.Summit.2012">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/06314376/China.dan.Kenya.Ramaikan.Wayang.Summit.2012 http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/0629416/Invitasi.Teater.Angkat.Potensi.Teater.Daerah Mon , 26 Nov 2012 06:29:41 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/08/30/1717064t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Sebelas kelompok teater dari berbagai daerah terpilih masuk final Invitasi Teater Inter yang diadakan Federasi Teater Indonesia Inter FTI. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/0629416/Invitasi.Teater.Angkat.Potensi.Teater.Daerah">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/0629416/Invitasi.Teater.Angkat.Potensi.Teater.Daerah http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/01405631/No.Gud.ala.Using Mon , 26 Nov 2012 01:40:56 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/10/20/1235214t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Jejak budaya asing di Banyuwangi terasa hingga sekarang. Di tengah kota Banyuwangi ada sebuah kompleks bangunan tua bernama Inggrisan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/01405631/No.Gud.ala.Using">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/26/01405631/No.Gud.ala.Using


12.40 | 0 komentar | Read More

Si Hebring, Jagoan Ngocol yang Suka Bakso

Written By Unknown on Minggu, 25 November 2012 | 12.40

Si Hebring, Jagoan Ngocol yang Suka Bakso

Minggu, 25 November 2012 | 06:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Tayangan cuplikan film animasi tentang pahlawan super yang suka makan bakso dan bisa Bahasa Sunda bernama Si Hebring mengundang gelak tawa peserta Seminar Konten Digital Internasional pada Pekan Produk Kreatif Indonesia 2012, Jumat lalu.

Sutradara film anime "Detektif Conan," Kobun Shizuno, juga menyebut karya animasi dengan tokoh pahlawan berkarakter lokal buatan Main Studios itu "punya potensi."

Unsur komedi sangat kental dalam film animasi itu. Tokoh jahatnya jauh dari kriteria seram. Musuh bebuyutan Si Hebring adalah android berkedok nenek tua renta yang bernafsu ingin mendominasi dunia.
"Kami memang ingin membuat karya yang menghibur orang lain, makanya Si Hebring digambarkan sebagai karakter konyol," kata Marlin Sugama, perempuan animator di Main Studios.

Marlin mengatakan, pembuat animasi banyak mengumpulkan saran dari penggemar Si Hebring untuk menentukan profesi pahlawan berbaju biru itu. Setelah memilih usul yang masuk, Si Hebring akhirnya mendapat pekerjaan sebagai tukang ojek.

"Superhero juga butuh pekerjaan, nah tukang ojek ini dirasa paling cocok. Jakarta macet, biar cepat sampai kalau mau kemana-mana naik motor," jelas Marlin.

Film animasi Si Hebring sekarang sudah mendapat beberapa penghargaan, termasuk diantaranya Top 3 Finalist Stan Lee's Superhero Concept Challenge USA 2011.

Animasi mulai dibuat tahun 2007 dan dapat ditonton di laman YouTube itu kini sudah diterbitkan dalam versi komik.

"Kalau punya karya monggo di showcase, jangan dikekep di hard disk, nanti percuma," tutur co-founder Main Studios itu memberi tips kepada calon animator yang ingin mengikuti jalan sukses Si Hebring.


12.40 | 0 komentar | Read More

Penumpang Citilink Telantar

Penumpang Citilink Telantar

Penulis: Kris R Mada | Minggu, 25 November 2012 | 11:37 WIB

BATAM, KOMPAS.com - Ratusan penumpang Citilink rute Batam-Jakarta terlantar, Minggu (25/11/2012) di Bandara Hang Nadim, Batam. Belum ada kepastian kapan mereka bisa terbang.

Mereka seharusnya terbang pukul 08.35 WIB dari Batam. Namun, pesawat belum terlihat di Batam hingga pukul 10.19 WIB. Akibatnya, penumpang menumpuk di ruang tunggu bandara.

"Ada kendala teknis di Jakarta sehingga jadwal terbang dari Jakarta ke semua rute terganggu. Imbasnya terasa di Batam juga," ujar Kepala Bagian Umum Bandara Hang Nadim, Suwarso.

Di Batam, jadwal yang dipastikan terganggu adalah penerbangan ke Jakarta dan Medan. Penerbangan Batam-Medan menggunakan pesawat dari Jakarta. "Penerbangan Batam-Medan harusnya pukul 11. Sampai sekarang belum ada kepastian kapan bisa berangkat," ujarnya.


12.40 | 0 komentar | Read More

Hari Terakhir Duka

Written By Unknown on Sabtu, 24 November 2012 | 12.40

Cerpen: Dody Kudji Lede*

Memang benar apa yang dikatakan Evania. Evaniaku yang kini telah merintis deritanya dalam kesepian di negeri batas.

"Carilah seseorang untuk kau rindukan, aku tak mungkin terus ada di sisimu. Rindumu hanya akan membebani langkahku untuk terus berjalan, menyusur hari-hariku." katamu. Aku tertunduk. Bukan pertama kali kau meminta aku melakukan ini. Dan ini bukan hanya tentang aku yang terus merindukanmu, tapi juga masa depan yang telah kau bingkai seindah pelangi di sana. Di tempat segala duka kau kubur dan tak seorang pun mengetahuinya. Kecuali aku.

"Tidak, biarkan aku terus memujamu dengan caraku, dalam kesepianku. Sekian lama aku telah menikmati semua pahit ini, dan aku akan terus menikmatinya, sampai kutemukan cara lain untuk mencintaimu. Jika rinduku menjadi beban bagimu, anggap saja kita tak pernah bersama. Bukankah sekian lama, bagimu aku adalah kesepian."

"Tapi kau akan terus tersiksa dengan perasaanmu, dan aku tak mungkin menutup mata dengan semua hal tentang dirimu, terlebih cinta yang kau diamkan dalam kesepianmu. Buka hatimu, ada orang lain yang bisa mencintaimu lebih baik dari aku. Kita tak mungkin bersama lagi. Kau harus mengerti keadaanku."

Evania, gadis ini kembali memohon padaku setelah dua tahun yang hilang kembali mempertemukan kami. Dua tahun yang hilang, dan hingga saat ini belum ada yang mampu meluruhkan seluruh perasaan kami. Rindu memuncak di tiap hari yang terlewat. Cinta masih berdetak sama layaknya dulu. Tapi pertemuan kali ini hanya untuk mempertegas masa silam kami akan kebersamaan yang tak mungkin lagi. Kebersamaan yang harus rela dipisahkan oleh pikiran kolot zaman Siti Nurbaya.

Aku menatapnya sambil memegang tangan yang semakin kurus itu. Mata itu, yang pernah melepaskan segala kesedihanku, kini tak mampu menyembunyikan duka meski bibirnya berusaha menutup itu dengan senyumnya yang meluruhkan kesepianku selama ini.

"Dua tahun lebih aku bersembunyi. Dua tahun pula aku menyimpan semua kepinganku sambil berusaha menyusunnya kembali seperti sediakala agar kelak aku mampu bangkit dan tak seorang pun yang tahu bahwa aku pernah hancur. Kau tahu, itu tak pernah mudah bagiku. Ini jalan terberat yang pernah kutempuh dan tak seorang pun yang datang untuk menopang aku. Kini kepingan itu nyaris sempurna kususun. Aku siap untuk bangkit, tapi aku ingin kau ada jika saat itu tiba agar bisa kau saksikan bagaimana seorang yang pernah hancur karena mencintaimu bisa bangkit dari kehancurannya tapi tetap mengagungkanmu dalam cintanya. Aku tak mungkin bangkit tanpamu. Kepingan ini harus ditopang ketika akan berdiri agar tak jatuh dan hancur lagi untuk kesekian kali. Dan kamu, hanya kamu yang bisa menopangnya.

"Tidak! Bukan aku. Kamu bisa bangkit bahkan berlari tanpa aku. Kehadiranku hanya akan membuatmu melangkah dalam bayang-bayangku yang tak mungkin lagi meneduhimu. Kamu harus bisa sendiri. Yang kamu butuhkan kini hanya satu keyakinan, bahwa akan ada orang lain yang mampu membuatmu jauh lebih baik. Bukan aku. Buka matamu. Dunia ini sangat luas dan aku bukan satu-satunya perempuan yang tinggal di dalamnya."

Matanya beralih ke pintu yang setengah tertutup dengan pandangan kosong, menerawangi gersangnya rumpun pisang yang nyaris kering terbakar terik. Aku berharap ia dapat merenungi hidupku dari rumpun pisang itu. Hidup yang nyaris kering. Untuk terus hidup, harus ada yang menyiramnya dengan cinta dan perhatian yang tulus.
***
Memang benar apa yang dikatakan Evania. Evaniaku yang kini telah merintis deritanya dalam kesepian di negeri batas. Kesepian yang sengaja ia ciptakan untuk untuk menghalau lebih banyak duka berkecamuk dalam dadanya yang telah penuh dengan goresan luka masa lalu. Aku mengaguminya. Ketegaran Evania untuk terus bertahan menghadapi kehidupan yang bukan mimpinya. Dan bukan mimpi semua perempuan, tentu saja. Mimpi-mimpi yang ia ciptakan semenjak gadis harus ia buyarkan kala ia harus menikah dengan seorang lelaki yang tidak lebih dari pecundang. Lelaki yang tak pernah peduli apa yang dimakan seorang Evania dan anaknya. Lelaki yang menggunakan bajunya sirahnya agar selalu terlihat bijaksana dan berwibawa.

Di negeri barunya, Evania harus menciptakan juga mimpi-mimpi baru untuk hidupnya dan membangun semua itu dalam waktu satu malam. Bagaimana tidak, ia seperti memasuki belantara yang sangat kelam dan asing. Ia harus bergulat antara rasa takut oleh kekelaman itu atau mencari jalan agar mampu beradaptasi. Bertahan dengan rasa takut hanya akan membuat ia dikuasai oleh ketakutan itu sendiri dan kekelaman akan semakin menjerumuskan ia ke dalam ngarai yang kian dalam. Evania sungguh perempuan tangguh. Ia berhasil melawan arus, membalik ketakutan dan menerangi kekelaman jalannya, dan pada akhirnya dialah yang memegang pelita dikendalinya dalam hitungan waktu yang singkat.

Namun, sehebat-hebatnya seseorang dikehidupannya, toh ia memiliki rasa rindu untuk menggenggam kembali mimpi-mimpinya di masa silam. Inilah yang tak mampu ia kendalikan. Prahara rumah tangganya dari hari ke hari kian menjadi ruwet. Rasa cinta kian hari hanya sebuah kata untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan formal. Nyaris tak lagi bergetar.

Aku memahami semua yang terjadi pada Evaniaku akhir-akhir ini. Ia bangun mimpi tapi harus kandas oleh ego seorang bajingan. Dan bajingan itu juga yang memporak-porandakan ruang hati yang kusiapkan khusus untuk Evania tapi tiba-tiba hancur oleh undangan pernikahan yang sampai ke rumahku. Berhari-hari aku kehilangan selera makan, hanya tidur dan meratapi nasib hingga akhirnya aku merasa sadar, bahwa mungkin inilah jalan Tuhan untuk memberi kebahagiaan bagi Evaniaku. Mungkin pernikahannya akan mampu memunahkan luka dan duka yang sebelumnya sering digoreskan dengan sempurna oleh sekian jumlah lelaki dalam hatinya. Aku mencoba iklas meski tak iklas oleh kenyataan ini. Dengan segala kekuatan, aku menggenggam tangannya, memberikan kecupan terakhir tatkala ia dipinang secara adat, lalu pergi dari kehidupannya selama berwaktu-waktu.

Aku pergi darinya untuk membuang segala perasaan tentang dia dengan susah payah. Berbulan-bulan kugembalakan kehidupan ini dalam padang kritis dukaku. Menjaga hakikat rindu sestabil mungkin agar tak terperosok ke dalam ngarai duka yang kelam. Hingga pada satu titik dan aku merasa percuma dengan perjuanganku menghalau bayang-bayangnya. Ia kurindukan kala malam dan siang, kala panas dan hujan. Pada akhirnya, ia menjadi alasan mengapa aku harus berdoa. Ia menjadi alasan aku harus menjadi kian tegar. Ia menjadi alasan bagiku untuk kembali menemukan dunia yang hilang, mencari lagi kepingan yang telah terbuang dan menyatukannya lagi.
Kami bertemu di sudut peradaban yang telah lama kutinggalkan setelah perpisahan yang sangat lama. Perjumpaan ini meninggalkan kesedihan yang teramat sangat, menambah lagi sehasta duka dalam cerita kelamku. Evania bukan lagi seperti yang kubayangkan. Sosok magis itu kian kurus tubuhnya termakan derita kesendiriannya. Pundaknya dipenuhi tanggungjawab kehidupan yang berat, melebihi apa yang mampu ia pikul.

Saat itu aku sadar, yang ia butuhkan bukan hanya doa. Tapi juga pelukan agar ia tak merasa sendiri menjalani hidupnya. Ia butuh teman berbagi duka. Teman yang mampu mengerti segala hal dalam pergumulan hidupnya. Ia butuh aku untuk mengurangi lingkar matanya yang menghitam termakan airmata. Ia butuh pundakku untuk berbagi beban hidupnya. Ia adalah cintaku. Maka kurelakan hatiku, jiwa dan ragaku untuk memberi setiap hal yang ia butuhkan untuk menemukan kembali kebahagiaan sejati yang sekian lama menghilang dari kehidupannya.
***
Aku kembali memegang tangan itu. Tangan Evaniaku yang malang, memberinya isyarat agar melihat aku yang di sisinya. Tapi Evania tetap menujukan matanya ke arah pintu dan gersang rumpun pisang di depannya. Dan aku merasakan gemuruh di dadanya, pergumulan batinnya antara menahan airmata agar tak mengalir atau membiarkan semua kesedihannya mengalir deras di hadapanku.

"Evania, kau tahu? Jiwa kembaraku mengarahkan langkah untuk kembali kepadamu. Hatiku setiap hari berseru-seru dalam dada untuk datang padamu. Bukan karena aku tak mampu menemukan perempuan lain, bukan. Bukan itu. Aku kembali, karena aku harus kembali kepadamu. Aku tidak datang untuk menawarkan kebahagiaan yang dulu pernah kusiapkan. Tidak. Aku juga tak datang untuk mengambil sisa kebahagiaanmu. Tidak. Sama sekali tidak. Aku tak datang untuk itu. Aku terlahir bukan untuk berbagi kebahagiaan denganmu tapi untuk mengambil semua duka dari hatimu menjadi milikku. Untuk memberikan pundakku agar kau bisa bersandar. Kau tahu, Evania, untuk alasan apa pun, kau tak pantas memiliki semua kepedihan ini."

Kalimat terakhirku menyentaknya. Hentakan yang pelan tapi ternyata mampu membobol airmata yang sedari tadi ia bendung. Kubiarkan ia merebut dadaku dan jadikan tempat menangis, melepaskan semua perih yang selama ini membelenggu dan mengekang jiwanya. Kupeluk ia seerat aku memeluk dukanya. Aku tak akan melepasnya lagi untuk pergi menderita di sana. Sendiri.
"Menangislah sayang, sepuasmu. Karena ini adalah hari terakhir kau berduka."
 
*Penulis adalah seorang pegiat Sastra di Kota Kupang – NTT dan tergabung dalam komunitas sastra Rumah Poetika Kupang. Beberapa karya pernah dimuat dibeberapa harian lokal Kota Kupang. Kompas merupakan salah media yang pernah memuat puisi-puisinya. Salah satu sajaknya juga menghias antologi karya Fiksi Surat Cinta hasil garapan bersama di Kompasiana. Sering berkicau tak jelas di twitter @dodydoo


12.40 | 0 komentar | Read More

Aplikasi Pesan Instan Kreasi Mahasiswa UNS

SOLO, KOMPAS.com  - Tiga mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo memperkenalkan kreasi mereka berupa pesan instan (messenger) yang diberi nama Gold Messenger. Tidak seperti pesan instan yang sudah ada, Gold Messenger ini dijanjikan mampu digunakan antar-platform yang berbeda, misalnya antara telepon seluler (ponsel), dari ponsel ke tablet atau komputer pribadi (PC) dan sebaliknya.  

"Aplikasi ini gratis, hanya perlu mengunduh dari www.gold-messenger.org, yang paling penting servernya berada di Indonesia sehingga cepat dan keamanan datanya lebih terjamin," kata Koordinator Tim Gold Messenger Zandra Dwanita Widodo, Jumat (23/11/2012).  

Gold messenger diklaim juga bisa digunakan lintas sistem operasi ponsel, seperti Android, Blackberry, iPhone, Windows Phone, Nokia Symbian, Java, dan lainnya. Pesan instan ini juga bisa berkomunikasi dengan program pesan instan komersial lainnya yang telah beredar di pasaran.  

Zandra bersama dua rekannya yang lain menjadi konseptor Gold Messenger, yakni Hendrik Priyo Utomo dan Bughy Rubiyanto. Ketiganya mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).   "Cita-cita kami ingin menciptakan media komunikasi yang murah bagi rakyat Indonesia, tidak dibatasi jenis, merek perangkat, atau operator tertentu. Ini  konsep gratis akan kami pertahankan selamanya," lanjut Zandra.  

Pesan instan ini menjanjikan fasilitas seperti pesan instan lainnya, yakni bisa mengirim gambar, video, audio, file dokumen, dan suara selain pesan teks. Gold Messenger juga bisa digunakan untuk pembicaraan beberapa orang sekaligus atau grup dalam waktu bersamaan.  

Humas Tim Gold Messenger Haryanto mengungkapkan, Gold Messenger menggunakan protokol komunikasi standar internasional sehingga memungkinkan digunakan antarplatform, sistem operasi, dan operator.   Untuk keamanan, pihaknya menjaga kerahasiaan setiap pesan. Pesan yang dikirim dienkripsi dan tersimpan di server. Setiap pesan hanya bisa dibaca oleh orang yang berhak. Diakuinya, aplikasi ini masih terus dalam pengembangan.


12.40 | 0 komentar | Read More

Pulang Kampung, Didik N Thowok Hasilkan Dua Tarian

Written By Unknown on Jumat, 23 November 2012 | 12.40

Pulang Kampung, Didik N Thowok Hasilkan Dua Tarian

Jumat, 23 November 2012 | 03:06 WIB

TEMANGGUNG, KOMPAS.com--Seniman tari Didik Nini Thowok akhir-akhir ini sering pulang kampung di Temanggung, Jawa Tengah, untuk menggarap tari kreasi baru guna menyambut Hari Jadi ke-178 Kabupaten Temanggung.

Dua tarian yang dia ciptakan tersebut berjudul "Gadis Tegowanuh" dan "Wulang Gatho" merupakan tari kreasi baru yang diambil dari budaya yang selama ini telah melekat di masyarakat Temanggung.

"Kedua tarian itu sebenarnya nostalgia waktu kecil saya, Tegowanuh waktu itu terkenal dengan hasil kerajinan grabah, kemudian muncul caping kruduk karena saya ingat waktu kecil ada kesenian cengklungan yang menggunakan caping kruduk," katanya.

Didik Nini Thowok bernama asli Didik Hadiprayitno ini menuturkan, tarian satunya berjudul Wulang Gatho, embrionya dari tarian tradisional Wulang Sunu dan Gatholoco yang dipadukan.

"Wulang Sunu dan Gatholoco saya kolaborasikan menjadi Wulang Gatho, pada tarian ini ada unsur komedinya," katanya.

Dua tarian tersebut telah dipentaskan pada resepsi peringatan Hari Jadi ke-178 Kabupaten Temanggung di Graha Bhumi Phala kompleks Setda Temanggung, Rabu malam.

Pria kelahiran Temanggung, 13 November 1954 ini berharap, ke depan dua tarian tersebut bisa menjadi pertunjukan yang menarik sebagai ikon Temanggung.

"Penari yang tampil ini semua putra daerah. Saya khusus dengan tim memang datang ke sini untuk melatih putra-putra daerah Temanggung dengan tujuan supaya ke depannya bisa menularkan dengan teman-temanya di Temanggung. Jadi tarian ini benar-benar menjadi ikon dan milik Temanggung," katanya.

Didik dalam menggarap tarian tersebut dibantu dua asistennya, yakni Hendrik Suko Yuwono dan Agung Triyulianto serta dengan penata musik Pardiman.


12.40 | 0 komentar | Read More

Festival Seni Pertunjukan Indonesia Digelar di Solo

SOLO, KOMPAS.com — Festival Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia (FSPTI) 2012 akan mengangkat seni pertunjukan yang sudah jarang dimainkan dan hampir punah. Beberapa jenis seni pertunjukan itu antara lain srandhul dari Yogyakarta, jemblung dari Banyumas, dan wayang beber.

Meski demikian, sejumlah seni pertunjukan yang mampu bertahan dan bahkan menjadi ikon suatu daerah juga tetap ditampilkan.

Demikian dikatakan Ketua Pelaksana FSPTI 2012 Suparman, Jumat (23/11/2012). "Kami berharap melalui festival ini kesenian tradisional Indonesia dapat terjaga kelestariannya," kata Suparman.

Kegiatan yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) ini, selain akan menampilkan pergelaran seni pertunjukan, juga menggelar sarasehan dan workshop seni tradisional.

Rangkaian kegiatan berlangsung pada 24-27 November di Kompleks TBJT di Kota Solo, Jawa Tengah.

Ketua Seksi Publikasi FSPTI Hanindawan memaparkan, selain srandhul, jemblung, dan wayang beber, seni pertunjukan lain yang akan ditampilkan adalah tari pakarena dari Makassar, tari saman dari Nanggroe Aceh Darussalam, lenong dari DKI Jakarta, Langen Mondro Ketoprak dari Yogyakarta, ludruk dari Surabaya, ketoprak dari Pati, Jawa Tengah, musik gamelan slonding dari Bali, Tari Semangat Rindu dari Kalimantan Timur, dan armen lagkodura dari Papua.

"Workshop" seni dan bazar

Workshop seni akan menyajikan pengetahuan praktis di bidang tatah sungging, topeng, dan batik. Sementara bazar akan menampilkan kerajinan, seperti batik, tembaga, keris, gerabah, dan payung hias.

Salah satu rangkaian acara yang diharapkan menarik perhatian masyarakat adalah penampilan 300 penari jaran kepang atau kuda lumping. Mereka berasal dari 15 kelompok di wilayah eks Karesidenan Surakarta, Magelang, dan Gunung Kidul, Yogyakarta.

Kepala Seksi Pertunjukan FSPTI Bagus Jatmiko mengungkapkan, di luar dugaannya ternyata cukup sulit menemukan kelompok jaran kepang di tiap kabupaten. Ada daerah di mana kesenian ini mengalami perkembangan yang baik, ada yang sebaliknya.

"Di daerah yang perkembangan jaran kepang sulit, kami hanya menemukan satu kelompok. Itu saja pelakunya sudah berusia tua dan kelompoknya apa adanya. Akan tetapi, di daerah yang maju, ada sebuah kelompok yang pengiringnya saja sangat lengkap dengan koreografi yang sangat tertata. Sekaligus kami ingin memperlihatkan kepada masyarakat beginilah kondisi seni pertunjukan kita," papar Bagus.

Editor :

Marcus Suprihadi


12.40 | 0 komentar | Read More

BP3 Trowulan Teliti Temuan Candi di Lamongan

Written By Unknown on Kamis, 22 November 2012 | 12.40

BP3 Trowulan Teliti Temuan Candi di Lamongan

Kamis, 22 November 2012 | 09:53 WIB

LAMONGAN, KOMPAS.com--Tim arkeolog dari Balai Penelitian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto, meneliti temuan sebuah candi di Desa Siser, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Salah satu peneliti BP3 Trowulan Wicaksono Dwi Nugroho, Rabu mengatakan penelitian dilakukan dengan cara menggali tanah di sekitar temuan candi di Kecamatan Laren tersebut.

Dikatakannya, lokasi temuan candi berada di tengah sawah, atau berjarak satu kilometer dari Sungai Bengawan Solo yang melintas di Kecamatan Laren, Lamongan. "Bentuk candi yang kami teliti dan gali, berupa bangunan tua yang terbuat dari batu dan tersusun rapi di lahan pertanian," katanya.

Dwi menjelaskan penggalian sudah dilakukan sejak tiga hari lalu, dan telah menemukan yoni, atau batu yang berbentuk persegi dan biasa digunakan sebagai tempat pemujaan pada zaman dulu.

"Kami melakukan penggalian dengan radius empat meter dari titik temuan candi, tujuannya agar tidak merusak bentuk asli candi," katanya.

Dwi mengaku, BP3 Trowulan sementara tidak bisa menyimpulkan temuan candi itu berasal dari zaman mana, namun apabila dilihat dari bentuknya, diduga merupakan bangunan yang usianya lebih tua dari zaman Majapahit.

"Rencana proses penggalian akan kami lakukan sampai 25 November, sebab membutuhkan kehati-hatian dalam melakukan penggalian agar tidak merusak bentuk asli candi," katanya.

Sementara itu penemuan candi berawal dari warga setempat yang sedang mengerjakan pembuatan pematang sawah dengan alat berat, dan saat menggali tanah tiba-tiba menemukan tumpukan batu di sawah yang letaknya tak seberapa jauh dari Sungai Bengawan Solo.

"Saat melihat tumpukan batu, warga menghentikan pembuatan pematang sawah, dan melaporkan penemuan itu ke BP3 Trowulan di Mojokerto," kata salah satu warga bernama Supriyo.


12.40 | 0 komentar | Read More

Situs Sejarah Islam Barus Terancam Punah

MEDAN, KOMPAS.com--Salah satu situs sejarah perkembangan Islam di Tapanuli Tengah, Sumut, yakni makam para  aulia di Desa Kinali, Kecamatan Barus kini terancam punah akibat tergerus banjir yang kerap melanda daerah itu.

"Makam Aulia (ulama) tersebut, kelihatan banyak yang rusak akibat dihantam banjir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Bonaparte Manurung di Medan, Rabu.

Barus terletak di pinggir Pantai Barat Pulau Sumatera. Barus pernah menjadi pusat peradaban pada abad 1-17 M sehingga menjadi salah satu tujuan wisata serta bagi para peniliti arkeologi Islam, baik dari dalam dan luar negeri.

Di Kecamatan Barus terdapat 44 makam aulia yang sangat berjasa dalam membangun dan mengembangkan Islam di kawasan itu.

Sebelumnya, Makam Aulia yang berada di Desa Kinali, Kecamatan Barus, Minggu (11/11) hampir hanyut diterjang arus Sungai Aek Sirahar, akibat banjir melanda daerah tersebut.

Manurung mengatakan bahwa kerusakan Makam Aulia tersebut juga telah ditinjau Bupati Tapteng Raja Bonaran Situmeang belum lama ini. "Bupati Tapteng juga prihatin setelah melihat kondisi makam  aulia tersebut," ujarnya.

Banjir dan tanah longsor yang melanda empat kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah terjadi Minggu (11/11) sekitar pukul 09.00 WIB.

Empat kecamatan yang mengalami musibah itu, yakni Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Tapian Nauli, Kecamatan Pandan dan Kecamatan Lumut.

Di Kecamatan Tapian Nauli, dua desa terjadi longsor, yakni Dusun Sibura-bura Desa Tapian Nauli I menghancurkan satu rumah warga milik Barani Zanolo Hulu (30) dan menewaskan putranya Noverianto Hulu (3).

Selain itu, tanah longsor tersebut menutupi badan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Desa Sitahuis, Kilometer 35, Kabupaten Tapteng.

Kemudian, tanah longsor di Jalan Pakat-Barus yang menutupi badan jalan sepanjang lebih kurang 25 meter, sehingga mengganggu arus lalu lintas di daerah tersebut.

Selanjutnya, longsor yang terjadi di Kecamatan Pandan, yakni terjadi abrasi atau pengikisan pinggiran Sungai Pandan dan hanya berjarak dua meter dari rumah penduduk.

Bahkan, abrasi tersebut bisa menimbulkan jebolnya Sungai Pandan dan dapat mengancam keselamatan penduduk di Desa Aek Tolang dan Kelurahan Pandan.


12.40 | 0 komentar | Read More

Adonara dan Sebuah Kisah Perang Tanding

Written By Unknown on Rabu, 21 November 2012 | 12.40

Oleh Laurensius Molan

Kisah perang tanding antara suku Lewonara dan Lewobunga di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, masih mengihiasi halaman depan sejumlah media cetak lokal yang terbit di Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kisah perang tanding antara dua suku bersaudara di wilayah Kecamatan Adonara Timur itu berawal dari klaim kepemilikan tanah ulayat yang selama ini ditempati warga dari suku Lewobunga.

Suku Lewonara tetap mengklaim bahwa lahan yang ditempati suku Lewobunga untuk membangun pemukiman dan berladang adalah milik mereka. Klaim tersebut tidak diterima oleh warga suku Lewobunga.

Bagaimana untuk membuktikan kebenaran hak kepemilikan tanah tersebut? Jalan yang ditempuh untuk mencari kebenaran adalah melalui pertumpahan darah. Maka bergolaklah perang tanding antara kedua suku tersebut dari awal Oktober dan masih terus berlangsung hingga saat ini.

Perang tanding antara kedua suku di Adonara tersebut, tidak menggunakan strategi perang gerilya atau perang modern, tetapi langsung ke arena yang telah disepakati sebagai lokasi perang tanding. Mereka sendirilah yang menentukan hari dan tanggal untuk bertarung di arena yang ditentukan tersebut.

Kedua belah pihak membawa senjatanya masing-masing, seperti parang, tombak serta anak panah. Siapa yang lebih dahulu melepaskan anak panah dari busurnya maka hal itu sebagai isyarat bahwa perang segera dimulai.

Seorang misionaris asal Belanda Ernst Vatter dalam bukunya "Ata Kiwan" yang terbit pada 1932 melukiskan Adonara adalah Pulau Pembunuh (Killer Island).

Dalam bukunya itu, Vatter menulis "Di Hindia Belanda bagian timur tidak ada satu tempat lain di mana terjadi begitu banyak pembunuhan seperti di Adonara. Hampir semua pembunuhan dan kekerasan, penyerangan dan kejahatan-kejahatan kasar lain, yang disampaikan ke Larantuka untuk diadili, dilakukan oleh orang-orang Adonara".

Lamber Mean Tokan, salah seorang putra Adonara yang juga staf pengajar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Nusa Cendana Kupang mengamini pandangan yang dikemukakan Ernst Vatter tersebut.

"Vatter melihat langsung apa yang terjadi pada saat itu di Pulau Adonara. Dan, sampai sekarang masih juga terjadi. Ini sebuah kisah nyata yang meligitimasi Adonara sebagai Pulau Pembunuh," katanya.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya yang juga putra asli Adonara dengan tegas mengatakan "Apa yang kita banggakan dengan sebutan Adonara sebagai Pulau Pembunuh?".

"Kita sudah berada pada zaman berbeda, sehingga semua persoalan yang terjadi tidak harus diselesaikan dengan pertumpahan darah. Perang tanding antara suku Lewonara dan Lewobunga harus segera diakhiri," katanya menegaskan.

Gubernur Lebu Raya kemudian menunjuk dan mengutus beberapa tokoh Adonara yang ada di Kupang untuk memediasi kedua belah pihak yang sedang bertikai.

Tim mediasi dari Kupang tersebut dipandang sukses dalam menjalankan misinya, karena berhasil mempertemukan kedua belah pihak untuk melakukan genjatan senjata.

Gubernur NTT bersama beberapa tokoh adat di Pulau Adonara dan Larantuka dilibatkan dalam upaya perdamaian tersebut. Semua pihak sepakat untuk mengakhiri peperangan. Adonara kembali tenang. Tak ada lagi perasaan takut di antara kedua kubu yang bertikai.

Namun, pada 13 November 2012, Adonara kembali membara. Warga suku Lewonara yang turun ke wilayah sengketa untuk menentukan batas-batas kepemilikan lahan, justru diserang oleh warga dari suku Lewobunga.

Seorang tewas dalam insiden tersebut. Belasan orang lainnya mengalami luka-luka, serta sejumlah kendaraan dibakar massa pada saat itu. Kapolda NTT Brigjen Pol Ricky HP Sitohang turun langsung ke arena perang untuk menenangkan massa.

Misi yang diemban jenderal polisi berbintang satu itu adalah menyita senjata tajam milik warga kedua suku yang diduga dijadikan sebagai alat untuk berperang, seperti parang, tombak dan anak panah.

Adonara dilukiskan banyak pihak bagai "api dalam sekam". Artinya, sewaktu-waktu mudah meledak jika terjadi gesekan-gesekan, meski aparat kepolisian sudah maksimal menjalankan tugas perdamaian di Pulau Adonara.

Paul Ardnt, seorang etnografer yang juga misionaris asal Polandia juga menceriterakan soal keganasan di Pulau Adonara. Sejak era 1900-an, kata dia, nama Adonara sudah dikenal oleh para misionaris dan bangsa Eropa yang singgah ke Flores.

"Misionaris dari Eropa mengenal Adonara bukan karena keindahan alam atau kecerdasan masyarakatnya, tetapi karena kekejaman dan berbagai tindak kekerasan yang terjadi di sana," katanya.

Vatter dan Ardnt dalam berbagai bukunya, memberi perhatian yang besar terhadap Adonara. Menurut Ardnt perang di Adonara dilakukan dengan cara yang sangat kejam, mereka saling membunuh dengan memotong bagian tubuh lawan.

Masyarakat Adonara diceritakan sangat temparamen, masalah-masalah kecil seperti saling ledek dapat memicu perkelahian yang berujung pembunuhan.

Demon dan Paji

Berdasarkan hasil kajian ilmiah kedua misionaris tersebut, kisah pembunuhan sadistis di Pulau Adonara bermula dari peran dua tokoh di pulau tersebut, yakni Demon dan Paji.

Dua tokoh inilah yang konon memicu perang di tanah Adonara. Singkatnya, Demon dan Paji adalah sebuah folklore yang ada di Adonara entah sejak kapan.

Demon dan Paji adalah saudara kandung, tetapi mereka memiliki perbedaan karakter yang acap kali menimbulkan perselisihan, hingga sampai suatu saat mereka bertengkar hebat dan kemudian Paji melarikan diri ke Pulau Adonara, sementara Demon tetap di wilayah asal mereka, Larantuka.

P.Rud Rahman dalam tulisannya tentang Para Dewa Suku Primitif di Timur Laut India Muka (Gottheiten der Primitivstamme im nordostlichen) menceritakan adanya folklore dari suku Munda di India yang ternyata mirip juga dengan cerita Demon dan Paji serta kesamaan adat istiadat.

Menurut orang Demon di Adonara Barat, darah manusia harus membasahi bumi sebagai kurban agar hujan turun. Hal ini bertolak dengan orang Paji yang tidak membawa kurban untuk tanah/bumi. Hal ini juga dapat ditemui di Munda, terdapat dua kelompok yang berlainan, yang satu mempersembahkan darah manusia kepada bumi, yang satu tidak.

Ada banyak kesamaan-kesamaan lain yang terdapat dari kedua daerah ini, terutama dari segi linguistik. Apakah pernah ada interaksi dari dua suku yang terpisah begitu jauh hingga memiliki banyak kesamaan? Semua masih dalam tanda tanya, karena belum ada literatur pun yang mengungkap tentang kisah tersebut.

Adonara hanyalah sebuah pulau kecil yang terletak di bibir pantai Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur di ujung timur Pulau Flores yang hanya dibatasi Selat Gonzalo seluas 300 meter yang terkenal dengan arus lautnya yang ganas itu.

Di sebelah timur, berbatasan dengan Pulau Lembata, sebuah pulau yang terkenal dengan Kampung Lamalera yang memburu ikan Paus dengan cara tradisional menggunakan tombak. Di sebelah selatan, berbatasan dengan Pulau Solor, dan di utara langsung berhadapan dengan laut flores yang sangat kaya akan biota lautnya.

Adonara yang dilukiskan sebagai "Killer Island" masa lalu, kembali menyeruak dengan ungkapan serupa setelah munculnya kasus perang tanding antara suku Lewonara dan Lewobunga.

Namun, Gubernur NTT Frans Lebu Raya dengan tegas mengatakan "Apa yang dapat kita banggakan dengan sebutan seperti itu (Killer Island)? Kita telah berada di zaman yang berbeda".

"Setiap persoalan yang muncul di Tanah Adonara tidak harus diselesaikan dengan mengangkat parang dan tombak, tetapi harus mengedepankan dialog dalam menyelesaikan setiap persoalan muncul seperti dalam kasus perang tanding antara suku Lewonara dan Lewobunga," kata Lebu Raya.


12.40 | 0 komentar | Read More

Kesultanan Banjar Pertahankan Aksara Arab Melayu

MARTAPURA, KALSEL, KOMPAS.com--Kesultanan Banjar Kalimantan Selatan siap mempertahankan aksara Arab Melayu Banjar sebagai langkah melestarikan seni dan budaya yang berkembang di provinsi setempat.

"Kesultanan Banjar siap mempertahankan aksara Arab Melayu Banjar melalui kebijakan pemerintah daerah yang berkaitan dengan seni dan budaya," ujar Raja Muda Kesultanan Banjar Pangeran Khairul Saleh, Selasa.

Ia mengatakan hal itu di depan peserta Seminar Budaya dengan tema Reinventing (upaya menemukan kembali) Bahasa Arab Melayu Banjar di auditorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka peringatan hari lahir atau Milad Kesultanan Banjar ke-508 diikuti ratusa peserta terdiri dari tokoh masyarakat, ulama, mahasiswa, akademisi, budayawan dan seniman.

Menurut Khairul yang menjabat Bupati Kabupaten Banjar, seminar sehari itu sangat penting bagi masyarakat Banjar mengingat budaya tulis dan tutur adalah sarana abadinya kejayaan masa lampau kini dan akan datang.

"Aksara Arab Melayu Banjar merupakan akulturasi budaya arab dan melayu dalam harmonisasi adat dan tradisi sehingga pelestariannya harus didukung seluruh komponen masyarakat," ungkapnya.

Dijelaskan, akulturalisasi itu pula yang kemudian menjiwai perkembangan Suku Banjar sekaligus Kesultanan Banjar salah satunya yang paling fenomenal adalah munculnya naskah Kitab Sabilal Muhtadin.

Penulisan naskah Kitab Sabilal Muhtadin itu dilakukan ulama terkenal asal Kota Martapura ibukota Kabupaten Banjar Kalsel yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sekaligus menandai kegemilangan aksara Arab Melayu Banjar.

Ulama yang berkiprah pada 1122 - 1227 Hijriyah/ 1710 - 1812 Masehi itu menyumbangkan pemikiran intelektual dan hasil karyanya yang ditulis huruf Arab Melayu dan hingga sekarang menjadi kebanggaan masyarakat Banjar.

"Selain dukungan penuh Kesultanan Banjar, kami juga berharap institusi pendidikan agama Islam menjadi gerbang pertahanan dan sentra pengembangan bahasa dan aksara Arab Melayu Banjar," ujar Khairul Saleh.

Rektor IAIN Antasari Banjarmasin Prof Dr Ahmad Fauzi Aseri MA merespon positif seminar budaya bertema Reinventing Bahasa Arab Melayu Banjar bekerjasama dengan Kesultanan Banjar tersebut.

"Kami berterima kasih kepada keluarga besar Kesultanan Banjar yang mengajak IAIN Antasari turut terlibat dalam upaya menemukan kembali Bahasa Arab Melayu Banjar, salah satunya melalui seminar ini," ujarnya.

Ia mengatakan, keterlibatan IAIN dan perguruan tinggi lainnya, harus dipahami sebagai salah satu tanggung jawab perguruan tinggi dalam upaya menstimulus, mendorong dan mengawal kajian berbasis kearifan lokal.


12.40 | 0 komentar | Read More

Gondang Batak Mulai Digeser Alat Musik Modern

Written By Unknown on Selasa, 20 November 2012 | 12.40

BALIGE, SUMUT, KOMPAS.com--Budayawan Thompson Hs menilai, Gondang Batak sebagai salah satu karya seni musik dengan repertoar beragam pada berbagai upacara adat dan hiburan, kini banyak digantikan alat musik modern untuk mengiringi tari 'tortor'.

"Makna dalam repertoar (daftar rencana permainan, red) gondang sudah mengalami reduksi atau pembongkaran, sebab pelaksanaannya tergantung kepada konsensus yang disesuaikan dengan lembaga tertentu dan individu," kata budayawan Thompson, Hs di Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Senin.

Pendiri Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) Sumatera Utara itu menyebutkan, Gondang Batak merupakan salah satu karya seni musik yang  sangat kaya dan menjadi kekaguman bagi dunia, karena repertoarnya yang beragam dapat memenuhi segala kebutuhan seni yang digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti pada upacara keagamaan, adat dan hiburan.

Dahulu, kata dia, pada 1980 Opera Batak mengembangkan fungsi 'uning-uningan' (gondang) untuk mengiringi penampilan lakon, nyanyian tumba, dan repertoar musik khusus.

Pada masa Tilhang Gultom, seorang pemain opera Batak legendaris, kelengkapan ansamble tersebut ditambahi dengan alat musik 'sordam, sulim, tanggetang, sagasaga, sarune bolon, dan odap'.

Instrumen gondang Batak sabangunan terdiri dari 'ogung' sebanyak empat unit, taganing (lima unit) ditambah satu 'gordang' serta 'sarune bolon' (1), hesek (botol/bilahan besi), sarune etek, garantung serta hasapi (doal dan ende) dua unit.

Menurut dia, Gondang dapat dimaknai dalam tiga persepsi, yakni pada upacara margondang, gong dan alat musik serta repertoar materi yang dimintakan kepada pemusik.

Thompson menyebutkan, posisi pemain musik gondang mewakili Tuhan disebut "Batara Guru Humundul" dan 'paminta gondang' memiliki kharisma dan kemampuan sastrawi, tergantung kepada retorika yang diinginkan, meskipun representasi gondang dapat digantikan oleh alat musik lainnya untuk mengiringi tortor.

Dalam perkembangannya, kata dia, Gondang cenderung untuk hiburan, eksotisme, kompetisi, dan gondang uning-uningan digunakan juga untuk upacara tertentu tanpa menghadirkan seruling (sulim).

Disebutkannya, Sulim atau seruling sesungguhnya tidak bersifat asli dari tradisi Batak Toba, namun kemungkinan merupakan evolusi dari sordam yang dimodifikasi untuk teknik peniupan dan menyambut nada Barat atau yang bersifat diatonis.

"Gondang uning-uningan selalu mengiringi tortor dengan karakter yang sedikit berbeda dengan upacara besar, seperti horja bius yang berlangsung di ruang terbuka," kata Thompson.


12.40 | 0 komentar | Read More

Buku "Terasing di Negeri Sendiri" Dibedah di Malaysia

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com--Buku "Terasing di Negeri Sendiri" edisi kedua karya Oki Hajiansyah Wahab, mahasiswa program master hukum dari Fakultas Hukum Universitas Lampung, yang juga Pengurus Aliansi Jurnalis Independen Bandarlampung, siap diluncurkan sekaligus dibedah di Malaysia.

Menurut Managing Director Indepth Publishing, Tri Purna Jaya sebagai pihak penerbit buku itu, di Bandarlampung, Senin, berupaya terus mengembangkan jangkauan dan kerja sama dalam penerbitan dan distribusi buku tersebut hingga ke mancanegara.

Tri mengatakan jika tidak ada halangan, pada 14-15 Desember 2012 Indepth Publishing menyiapkan peluncurannya, dan menggelar diskusi buku tersebut di Malaysia. "Kami akan mendiskusikan edisi kedua buku yang kami terbitkan sebelumnya, yaitu buku 'Terasing di Negeri Sendiri'", katanya.

Edisi kedua buku yang diterbitkan Indepth Publishing ini juga disiapkan untuk buku "Menulis dengan Telinga" karya Adian Saputra (jurnalis Harian Umum Lampung Post) yang dalam waktu dekat juga akan dicetak ulang.

Tri menjelaskan rencana acara bedah buku di Malaysia tersebut digelar berkat kerja sama dan dukungan dari Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) yang diketuai Dr Zulham.

Kebetulan ada beberapa kolega kami tengah studi di sana, dan kebetulan penulis buku ini juga akan menghadiri International Conference on Social and Humanities (ICOSH) pada 12-13 Desember di UKM itu, kata Tri pula. "Tentu kerja sama ini akan sangat menggembirakan buat kami sebagai penerbit," ujarnya.

Tri berharap kerja sama ini akan semakin memperluas peran dan kontribusi Indepth Publishing dalam mengembangkan budaya baca khususnya di Lampung.

Dia menjelaskan, pihaknya juga tengah bekerjasama dengan AJI Bandarlampung dan tengah bersiap untuk menerbitkan buku kumpulan tulisan para jurnalis, akademisi, praktisi, seniman dan budayawan dalam mendorong perdamaian di Lampung Selatan.

Buku itu, kata dia, saat ini masih dalam proses editing. "Hasil penjualan buku ini, kelak akan didonasikan bagi proses perdamaian di Lampung, doakan saja bulan Desember 2012 ini sudah bisa dilaunching ke publik," katanya.


12.40 | 0 komentar | Read More

KOMPAS.com - Oase

Written By Unknown on Senin, 19 November 2012 | 12.40

KOMPAS.com - OaseKOMPAS.comKemendikbud Subsidi Naskah Film Terbaik Rp 500 JutaPengaruh Opera Batak dalam Tari Tortor21 Sanggar Ikuti Lomba Tari Kreasi TabotPerempuan yang Selalu Menggelitik PinggangkuSpiritualitas Para MaestroPasar Sejarah Nusantara Menanggapi Binhad NurrohmatPuisi-puisi Joko PinurboInterpretasi Karya "Sharaku" Dipamerkan di SemarangLengger Lanang, Budaya "Cross Gender" ala BanyumasPelesir ala Menir Belanda di Rumah Tuan KuasePapi... Jangan Lupa Proyek buat Perusahaanku ya...!Setelah Tujuh Puncak di Tujuh BenuaLembaga Budaya Perlu Maksimalkan TortorRibuan Benda Cagar Budaya Belum TercatatSitus Liyangan Bisa Jadi Ikon


Notice: Undefined index: HTTP_USER_AGENT in /www/cyb2-wskcwp-02/public_html/kompascom2011/index.php on line 13
http://www.kompas.com/ News and Service Mon , 19 Nov 2012 12:30:02 +0000 id 2012 Kompas Cyber Media hourly 1 http://www.kompas.com http://www.kompas.com/data/images/logo_kompas_putih.gif 144 20 KOMPAS.com, Lebih Lengkap, Lebih Luas http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/10064442/Kemendikbud.Subsidi.Naskah.Film.Terbaik.Rp.500.Juta Mon , 19 Nov 2012 10:06:44 UTC+0700Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Pembinaan Kesenian dan Perfilman akan memberikan subsidi bagi naskah terbaik <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/10064442/Kemendikbud.Subsidi.Naskah.Film.Terbaik.Rp.500.Juta">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/10064442/Kemendikbud.Subsidi.Naskah.Film.Terbaik.Rp.500.Juta http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0822463/Pengaruh.Opera.Batak.dalam.Tari.Tortor Mon , 19 Nov 2012 08:22:46 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/12/28/2019475t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Perkembangan tari tortor dipengaruhi nyanyian tumba dalam seni opera Batak, yang banyak dipertunjukkan pada 1920 hingga 1980. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0822463/Pengaruh.Opera.Batak.dalam.Tari.Tortor">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0822463/Pengaruh.Opera.Batak.dalam.Tari.Tortor http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0816341/21.Sanggar.Ikuti.Lomba.Tari.Kreasi.Tabot Mon , 19 Nov 2012 08:16:34 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/11/28/2207118t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Sebanyak 21 sanggar mengikuti lomba tari kreasi Tabot dalam rangka memeriahkan Festival Tabot di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu, 15-25 November. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0816341/21.Sanggar.Ikuti.Lomba.Tari.Kreasi.Tabot">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0816341/21.Sanggar.Ikuti.Lomba.Tari.Kreasi.Tabot http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/08102856/Perempuan.yang.Selalu.Menggelitik.Pinggangku Mon , 19 Nov 2012 08:10:28 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/19/0809156-perempuan-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Manakala pelupuk matamu sudah kuyu, sementara dongengku belum sudah, sadarlah aku sesungguhnya kau sudah bosan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/08102856/Perempuan.yang.Selalu.Menggelitik.Pinggangku">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/08102856/Perempuan.yang.Selalu.Menggelitik.Pinggangku http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07490789/Spiritualitas.Para.Maestro Mon , 19 Nov 2012 07:49:07 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/18/1816147t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Theodora Retno Maruti selalu memesona dengan tari klasik Jawa dan suaranya menembang, termasuk ketika ia menampilkan sebuah karya tanpa judul. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07490789/Spiritualitas.Para.Maestro">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07490789/Spiritualitas.Para.Maestro http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0738570/Pasar.Sejarah.Nusantara.Menanggapi.Binhad.Nurrohmat Mon , 19 Nov 2012 07:38:57 UTC+0700Tak ada yang baru sebenarnya dari esai itu. Tetapi, kewaspadaan dan seruan moral BN itu tetap menarik untuk diperhatikan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0738570/Pasar.Sejarah.Nusantara.Menanggapi.Binhad.Nurrohmat">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0738570/Pasar.Sejarah.Nusantara.Menanggapi.Binhad.Nurrohmat http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0716352/Puisi.puisi.Joko.Pinurbo Mon , 19 Nov 2012 07:16:35 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/19/0713205-asu-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Joko Pinurbo lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 11 Mei 1962; tinggal di Yogyakarta. Buku puisi terbarunya: Tahilalat 2012. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0716352/Puisi.puisi.Joko.Pinurbo">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0716352/Puisipuisi.Joko.Pinurbo http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07022171/Interpretasi.Karya.Sharaku.Dipamerkan.di.Semarang Mon , 19 Nov 2012 07:02:21 UTC+0700Puluhan interpretasi atas karya seniman besar Jepang Toshusai Sharaku dipamerkan di Galeri Semarang bekerja sama dengan The Japan Foundation. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07022171/Interpretasi.Karya.Sharaku.Dipamerkan.di.Semarang">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07022171/Interpretasi.Karya.Sharaku.Dipamerkan.di.Semarang http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06551439/Lengger.Lanang..Budaya.Cross.Gender.ala.Banyumas. Mon , 19 Nov 2012 06:55:14 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/19/0653485-lengger-lanang-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Pria berusia 84 tahun ini konon merupakan Lengger &quot;Lanang&quot; tertua di eks Keresidenan Banyumas yang bermukim di Desa Somakaton, Kecamatan Somagede. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06551439/Lengger.Lanang..Budaya.Cross.Gender.ala.Banyumas.">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06551439/Lengger.Lanang..Budaya.Cross.Gender.ala.Banyumas. http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06325235/Pelesir.ala.Menir.Belanda.di.Rumah.Tuan.Kuase Mon , 19 Nov 2012 06:32:52 UTC+0700Rumah Eks Tuan Kuase kira-kira dibangun sekitar tahun 1862, dan konon merupakan bangunan pertama di kawasan Tanjung Pendam. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06325235/Pelesir.ala.Menir.Belanda.di.Rumah.Tuan.Kuase">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06325235/Pelesir.ala.Menir.Belanda.di.Rumah.Tuan.Kuase http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/18/08491283/Papi....Jangan.Lupa.Proyek.buat.Perusahaanku.ya... Sun , 18 Nov 2012 08:49:12 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/18/0847172-nyonya-istana-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">&quot;Nyonya-nyonya Istana&quot; dihasratkan menjadi parodi dan satir para nyonya di sekitar pusat kekuasaan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/18/08491283/Papi....Jangan.Lupa.Proyek.buat.Perusahaanku.ya...">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/18/08491283/Papi....Jangan.Lupa.Proyek.buat.Perusahaanku.ya... http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/21005954/Setelah.Tujuh.Puncak.di.Tujuh.Benua Sat , 17 Nov 2012 21:00:59 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/07/12/2052418t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Di antara sekitar 350 penggapai tujuh puncak di tujuh benua, Indonesia menyumbang empat pendaki dari Mahitala dan dua pendaki dari Wanadri. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/21005954/Setelah.Tujuh.Puncak.di.Tujuh.Benua">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/21005954/Setelah.Tujuh.Puncak.di.Tujuh.Benua http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07172640/Lembaga.Budaya.Perlu.Maksimalkan.Tortor. Sat , 17 Nov 2012 07:17:26 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/06/22/1503233t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Budayawan Thompson mengemukakan, lembaga budaya lokal perlu memaksimalkan fungsinya untuk memikirkan pelaksanaan latihan tari tortor dan gondang. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07172640/Lembaga.Budaya.Perlu.Maksimalkan.Tortor.">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07172640/Lembaga.Budaya.Perlu.Maksimalkan.Tortor. http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/0714230/Ribuan.Benda.Cagar.Budaya.Belum.Tercatat Sat , 17 Nov 2012 07:14:23 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/10/16/1213375t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Wamen P dan K Bidang Kebudayaan, Windu Nuryanti, menyatakan saat ini baru 6.000 dari sekitar 20.000 benda cagar budaya yang sudah dicatat. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/0714230/Ribuan.Benda.Cagar.Budaya.Belum.Tercatat">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/0714230/Ribuan.Benda.Cagar.Budaya.Belum.Tercatat http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07071685/Situs.Liyangan.Bisa.Jadi.Ikon. Sat , 17 Nov 2012 07:07:16 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/02/20/2254417t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Situs sejarah di Dusun Liyangan Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, bisa menjadi ikon pariwisata Kabupaten Temanggung. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07071685/Situs.Liyangan.Bisa.Jadi.Ikon.">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07071685/Situs.Liyangan.Bisa.Jadi.Ikon.

KOMPAS.com - OaseKOMPAS.comKemendikbud Subsidi Naskah Film Terbaik Rp 500 JutaPengaruh Opera Batak dalam Tari Tortor21 Sanggar Ikuti Lomba Tari Kreasi TabotPerempuan yang Selalu Menggelitik PinggangkuSpiritualitas Para MaestroPasar Sejarah Nusantara Menanggapi Binhad NurrohmatPuisi-puisi Joko PinurboInterpretasi Karya "Sharaku" Dipamerkan di SemarangLengger Lanang, Budaya "Cross Gender" ala BanyumasPelesir ala Menir Belanda di Rumah Tuan KuasePapi... Jangan Lupa Proyek buat Perusahaanku ya...!Setelah Tujuh Puncak di Tujuh BenuaLembaga Budaya Perlu Maksimalkan TortorRibuan Benda Cagar Budaya Belum TercatatSitus Liyangan Bisa Jadi Ikon


Notice: Undefined index: HTTP_USER_AGENT in /www/cyb2-wskcwp-02/public_html/kompascom2011/index.php on line 13
http://www.kompas.com/ News and Service Mon , 19 Nov 2012 12:30:02 +0000 id 2012 Kompas Cyber Media hourly 1 http://www.kompas.com http://www.kompas.com/data/images/logo_kompas_putih.gif 144 20 KOMPAS.com, Lebih Lengkap, Lebih Luas http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/10064442/Kemendikbud.Subsidi.Naskah.Film.Terbaik.Rp.500.Juta Mon , 19 Nov 2012 10:06:44 UTC+0700Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Pembinaan Kesenian dan Perfilman akan memberikan subsidi bagi naskah terbaik <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/10064442/Kemendikbud.Subsidi.Naskah.Film.Terbaik.Rp.500.Juta">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/10064442/Kemendikbud.Subsidi.Naskah.Film.Terbaik.Rp.500.Juta http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0822463/Pengaruh.Opera.Batak.dalam.Tari.Tortor Mon , 19 Nov 2012 08:22:46 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/12/28/2019475t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Perkembangan tari tortor dipengaruhi nyanyian tumba dalam seni opera Batak, yang banyak dipertunjukkan pada 1920 hingga 1980. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0822463/Pengaruh.Opera.Batak.dalam.Tari.Tortor">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0822463/Pengaruh.Opera.Batak.dalam.Tari.Tortor http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0816341/21.Sanggar.Ikuti.Lomba.Tari.Kreasi.Tabot Mon , 19 Nov 2012 08:16:34 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/11/28/2207118t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Sebanyak 21 sanggar mengikuti lomba tari kreasi Tabot dalam rangka memeriahkan Festival Tabot di Lapangan Merdeka Kota Bengkulu, 15-25 November. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0816341/21.Sanggar.Ikuti.Lomba.Tari.Kreasi.Tabot">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0816341/21.Sanggar.Ikuti.Lomba.Tari.Kreasi.Tabot http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/08102856/Perempuan.yang.Selalu.Menggelitik.Pinggangku Mon , 19 Nov 2012 08:10:28 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/19/0809156-perempuan-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Manakala pelupuk matamu sudah kuyu, sementara dongengku belum sudah, sadarlah aku sesungguhnya kau sudah bosan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/08102856/Perempuan.yang.Selalu.Menggelitik.Pinggangku">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/08102856/Perempuan.yang.Selalu.Menggelitik.Pinggangku http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07490789/Spiritualitas.Para.Maestro Mon , 19 Nov 2012 07:49:07 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/07/18/1816147t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Theodora Retno Maruti selalu memesona dengan tari klasik Jawa dan suaranya menembang, termasuk ketika ia menampilkan sebuah karya tanpa judul. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07490789/Spiritualitas.Para.Maestro">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07490789/Spiritualitas.Para.Maestro http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0738570/Pasar.Sejarah.Nusantara.Menanggapi.Binhad.Nurrohmat Mon , 19 Nov 2012 07:38:57 UTC+0700Tak ada yang baru sebenarnya dari esai itu. Tetapi, kewaspadaan dan seruan moral BN itu tetap menarik untuk diperhatikan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0738570/Pasar.Sejarah.Nusantara.Menanggapi.Binhad.Nurrohmat">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0738570/Pasar.Sejarah.Nusantara.Menanggapi.Binhad.Nurrohmat http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0716352/Puisi.puisi.Joko.Pinurbo Mon , 19 Nov 2012 07:16:35 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/19/0713205-asu-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Joko Pinurbo lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 11 Mei 1962; tinggal di Yogyakarta. Buku puisi terbarunya: Tahilalat 2012. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0716352/Puisi.puisi.Joko.Pinurbo">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/0716352/Puisipuisi.Joko.Pinurbo http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07022171/Interpretasi.Karya.Sharaku.Dipamerkan.di.Semarang Mon , 19 Nov 2012 07:02:21 UTC+0700Puluhan interpretasi atas karya seniman besar Jepang Toshusai Sharaku dipamerkan di Galeri Semarang bekerja sama dengan The Japan Foundation. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07022171/Interpretasi.Karya.Sharaku.Dipamerkan.di.Semarang">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/07022171/Interpretasi.Karya.Sharaku.Dipamerkan.di.Semarang http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06551439/Lengger.Lanang..Budaya.Cross.Gender.ala.Banyumas. Mon , 19 Nov 2012 06:55:14 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/19/0653485-lengger-lanang-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Pria berusia 84 tahun ini konon merupakan Lengger &quot;Lanang&quot; tertua di eks Keresidenan Banyumas yang bermukim di Desa Somakaton, Kecamatan Somagede. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06551439/Lengger.Lanang..Budaya.Cross.Gender.ala.Banyumas.">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06551439/Lengger.Lanang..Budaya.Cross.Gender.ala.Banyumas. http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06325235/Pelesir.ala.Menir.Belanda.di.Rumah.Tuan.Kuase Mon , 19 Nov 2012 06:32:52 UTC+0700Rumah Eks Tuan Kuase kira-kira dibangun sekitar tahun 1862, dan konon merupakan bangunan pertama di kawasan Tanjung Pendam. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06325235/Pelesir.ala.Menir.Belanda.di.Rumah.Tuan.Kuase">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/19/06325235/Pelesir.ala.Menir.Belanda.di.Rumah.Tuan.Kuase http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/18/08491283/Papi....Jangan.Lupa.Proyek.buat.Perusahaanku.ya... Sun , 18 Nov 2012 08:49:12 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/18/0847172-nyonya-istana-t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">&quot;Nyonya-nyonya Istana&quot; dihasratkan menjadi parodi dan satir para nyonya di sekitar pusat kekuasaan. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/18/08491283/Papi....Jangan.Lupa.Proyek.buat.Perusahaanku.ya...">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/18/08491283/Papi....Jangan.Lupa.Proyek.buat.Perusahaanku.ya... http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/21005954/Setelah.Tujuh.Puncak.di.Tujuh.Benua Sat , 17 Nov 2012 21:00:59 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2011/07/12/2052418t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Di antara sekitar 350 penggapai tujuh puncak di tujuh benua, Indonesia menyumbang empat pendaki dari Mahitala dan dua pendaki dari Wanadri. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/21005954/Setelah.Tujuh.Puncak.di.Tujuh.Benua">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/21005954/Setelah.Tujuh.Puncak.di.Tujuh.Benua http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07172640/Lembaga.Budaya.Perlu.Maksimalkan.Tortor. Sat , 17 Nov 2012 07:17:26 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/06/22/1503233t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Budayawan Thompson mengemukakan, lembaga budaya lokal perlu memaksimalkan fungsinya untuk memikirkan pelaksanaan latihan tari tortor dan gondang. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07172640/Lembaga.Budaya.Perlu.Maksimalkan.Tortor.">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07172640/Lembaga.Budaya.Perlu.Maksimalkan.Tortor. http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/0714230/Ribuan.Benda.Cagar.Budaya.Belum.Tercatat Sat , 17 Nov 2012 07:14:23 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/10/16/1213375t.jpg" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Wamen P dan K Bidang Kebudayaan, Windu Nuryanti, menyatakan saat ini baru 6.000 dari sekitar 20.000 benda cagar budaya yang sudah dicatat. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/0714230/Ribuan.Benda.Cagar.Budaya.Belum.Tercatat">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/0714230/Ribuan.Benda.Cagar.Budaya.Belum.Tercatat http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07071685/Situs.Liyangan.Bisa.Jadi.Ikon. Sat , 17 Nov 2012 07:07:16 UTC+0700<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/02/20/2254417t.JPG" align="left" hspace="7" width="120" height="90">Situs sejarah di Dusun Liyangan Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, bisa menjadi ikon pariwisata Kabupaten Temanggung. <a href="http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07071685/Situs.Liyangan.Bisa.Jadi.Ikon.">[...]</a> http://oase.kompas.com/read/xml/2012/11/17/07071685/Situs.Liyangan.Bisa.Jadi.Ikon.


12.40 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger