Batik Sampit sebagai Harapan dan Doa

Written By Unknown on Sabtu, 09 Maret 2013 | 12.40

Oleh Untung Setiawan

KOMPAS.com — Batik merupakan warisan budaya dunia asal Indonesia; secara historis berasal dari zaman nenek moyang, dikenal sejak abad XVII, yang pada saat itu ditulis dan dilukis di daun lontar.

Batik dibuat bervariasi dengan mencirikan budaya setempat, termasuk batik Kalimantan dan khususnya batik Sampit yang memiliki motif dan makna tersendiri, yakni sebagai harapan dan doa.

Motif batik Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, yang diluncurkan belum lama ini, memiliki makna penting, yaitu motivasi.

Batik Sampit merupakan perpaduan anggrek tebu atau dalam bahasa Dayak disebut anggrek tewu dan motif gayung birang.

Anggrek tebu merupakan anggrek khas Kabupaten Kotim. Kedua motif tersebut sengaja dipilih karena punya makna yang dalam sekaligus sebagai harapan dan doa. Batik Sampit merupakan murni hasil karya para seniman dan putra daerah.

Dari sinopsis yang dibuat Sanggar Seni Habaring Hurung Sampit dijelaskan, motif pada batik Sampit, Kabupaten Kotim, adalah hasil penggabungan antara motif gayung birang yang berarti percikan emas yang tercecer dan motif anggrek tebu.

Kedua motif tersebut berasal dari alam, terutama anggrek tebu, yaitu tumbuhan sejenis pakis yang dapat hidup dan berkembang di hutan tropis khsusus.

Tujuan dari dibuatnya motif batik dari anggrek tebu dan gayung birang adalah selain untuk melestarikan tanaman angrek tebu juga sebagai upaya untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas akan keberadaan tanaman yang mulai langka.

Di Kabupaten Kotim, jenis anggrek itu tumbuh liar di hutan pedalaman wilayah utara, yaitu Kecamatan Antang Kalang dan Kuala Kuayan, sedangkan percikan emas adalah gambaran emas hasil dari usaha masyarakat hulu di daerah penambangan atau pendulangan emas.

"Bunga anggrek tebu sangat indah dengan bentuk yang kecil-kecil. Warna anggrek tebu didominasi kuning ditambah bercak-bercak berwana coklat, hitam, dan ungu," kata Bupati Kotim Supian Hadi.

Dalam satu batang anggrek biasanya terdapat puluhan tangkai bunga. Sebelum berbunga, tanaman ini didahului batang yang sama persis dengan tebu, kemudian akan muncul batang anggrek di tengah yang kemudian berbunga.

Alasan lain mengapa menjadikan anggrek tebu sebagai motif batik Sampit adalah pertimbangan filosofi hidup anggrek tebu.

Tanaman ini bisa tumbuh di mana saja dengan jenis tanah apa saja. Anggrek tebu juga bisa berdampingan dengan tanaman apa saja tanpa mengganggu tanaman lain seperti halnya benalu.

Setelah tumbuh, anggrek tebu akan besar dan lebih dominan dari tanaman lain di sekitarnya. Setelah berbunga, anggrek ini akan memberikan keindahan terhadap alam di sekitarnya.

Filosofi inilah yang diambil dengan harapan Kabupaten Kotim dan masyarakatnya juga bisa terus tumbuh seperti filosofi anggrek tebu, yakni bisa hidup bersama atau berdampingan tanpa mengganggu orang lain dan akan menjadi kabupaten paling maju atau dominan di antara kabupaten-kabupaten lain yang ada di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Kabupaten Kotim juga diharapkan bisa memberi keindahan, kemaslahatan, serta kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Kotim pada khususnya dan Kalteng pada umumnya.

Sekadar diketahui, inspirator batik khas Kotim adalah Ketua Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Kotim Iswanti Supian Hadi, sedangkan pengembangan motif adalah karya Bupati Kotim Supian Hadi.

Penelusuran sinopsis sudah lama dilakukan dengan meminta informasi dari budayawan Kabupaten Kotim, yaitu (almarhum) Syah Ideris Masdipura dan sejumlah damang di Kotim.

"Saya akan mematenkan motif batik Sampit itu melalui peraturan bupati (perbub). Tujuannya adalah supaya memiliki dasar hukum yang kuat dan agar tidak diklaim oleh daerah lain," terangnya.

Pemerintah daerah juga akan mendorong pengembangan produksi batik Sampit, dan mengupayakan pemasaran batik Sampit tersebut hingga ke tingkat nasional, bahkan jika perlu ke dunia internasional.

Upaya lain yang akan dilakukan pemerintah daerah dalam memperkenalkan batik khas Sampit, yakni anggrek tebu dan gayung birang ke masyarakat, adalah dengan menjadikan batik itu sebagai salah satu pakaian kerja para pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Kotim.

Selain para PNS, ke depan, batik seragam para siswa dari tingkat pendidikan SD hingga SMA sederajat juga harus menggunakan batik khas Sampit. Tujuannya adalah untuk menumbuhkembangkan kecintaan siswa terhadap produk dalam negeri dan produk daerah khususnya.

Batik khas Sampit bagi para siswa rencananya akan disediakan oleh pemerintah daerah, terutama bagi untuk siswa yang kurang mampu.

Dengan memperkenalkan batik khas Sampit itu kepada masyarakat, keberadaan batik anggrek tebu dan gayung birang ke depannya diharapkan bisa lebih merakyat.

Risa, salah seorang PNS setempat, menyambut gembira bahwa batik Sampit akan digunakan sebagai seragam kerja PNS Kabupaten Kotim pada hari-hari tertentu.

Dia berharap batik Sampit terus dikembangkan sehingga bukan sekadar identitas batik khas daerah saja, melainkan punya daya saing sehingga bisa tampil di pasaran nasional dan internasional.

"Motifnya juga bagus, dan saya sangat suka sekali, apalagi makna dari motif tersebut sangat bagus sehingga tidak berlebihan jika terus dikembangkan dan dimasyarakatkan. Masyarakat tentu akan mendukung upaya-upaya positif seperti ini. Yang jelas, hak patennya harus segera didaftarkan supaya tidak diklaim oleh daerah lain," ucapnya.

Sementara itu, Ani, seorang warga Kecamatan Baamang Sampit, Kabupaten Kotim, mengungkapkan bahwa dirinya mendukung upaya pemerintah yang akan mengembangkan batik khas Sampit tersebut.

"Motif batiknya sangat bagus dan saya sangat suka. Sayangnya, ketersediaan batiknya sekarang masih terbatas, padahal saya ingin memilikinya," ujarnya.


Anda sedang membaca artikel tentang

Batik Sampit sebagai Harapan dan Doa

Dengan url

http://oaseseo.blogspot.com/2013/03/batik-sampit-sebagai-harapan-dan-doa_9.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Batik Sampit sebagai Harapan dan Doa

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Batik Sampit sebagai Harapan dan Doa

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger