"Sentuhan Tangan" di Bentara Budaya Bali

Written By Unknown on Rabu, 27 Maret 2013 | 12.40

JAKARTA, KOMPAS.com--Empat seniman grafis mumpuni, Chairin Hayati, Haryadi Suadi, Ipong Purnama Sidhi, dan T Sutanto yang akan memamerkan hasil karya mereka terkini mereka dalam pameran bertajuk 'Pada Sentuhan Tangan' di Bentara Budaya Bali (BBB) hingga 9 April 2013 mendatang. Pameran yang dibuka pada Sabtu (30/3) pukul 18.30 Wita tersebut diresmikan oleh budayawan dan pendiri Museum ARMA, Agung Rai.

Keempat pegrafis yang karya-karyanya ditampilkan berupa dua dimensi dengan beragam teknik, etsa, cukil kayu dan kerborundum ini  sebelumnya berpameran pula di Bentara Budaya Jakarta (4 – 13 September 2013).

Masing-masing perupa ini telah puluhan tahun berkarier dalam bidang seni rupa, dan menjelajahi ragam medium. "Mengamati kerja seni grafis dari perupa-perupa yang telah berpengalaman puluhan tahun, bagi saya seperti mengamati kerja orang-orang yang tidak hendak lekas berpuas diri," tutur kurator pameran ini, Heru Hikayat.

Setiap perupa telah punya sejumlah citra yang khas pada dirinya. Chairin dengan citraan yang terkesan domestik: tetumbuhan, binatang, dan orang-orang terdekat. Hariyadi dan T. Sutanto dengan rujukan pada wayang. Ipong dengan garis-garis tebal serupa sulur-suluran, membuat sosok apapun di karyanya terkesan sama hidup. Kekhasan ini selalu tertoreh pada plat yang mereka garap.

Grafis sejatinya memiliki dua entitas sekaligus memadukan dua kutub berbeda, yakni seni (murni) dan teknologi. "Pameran ini memang menyajikan karya seni dalam pemahaman seni murni (fine art) bukan seni grafis yang aplikatif seperti desain grafis, " lanjut Heru Hikayat yang juga lulusan Seni Lukis, ITB.

Dalam pengerjaan seni grafis sedikitnya memerlukan beberapa proses, seperti  menyukil papan, menoreh dan menggurat plat tembaga dengan ujung jarum, mengulas permukaan tembaga dengan aspal dan mencelupkan  merendam dalam asam, atau mengoles tekstur plastik dengan perekat khusus serta menabur bubuk silika karbonat, meninggalkan jejak-jejak, tanda-tanda sebagai perpaduan pengalaman diri yang berhubungan dengan craftsmanship.

"Dengan semangat kembali ke konvensi seni grafis murni, pameran ini boleh dipandang sebagai upaya menggelorakan dan mendorong minat para pegrafis kita sebagaimana yang dilakukan Bentara Budaya melalui kompetisi Trienal Seni Grafis-nya, " ujar Putu Aryastawa, staf budaya BBB.

Ipong Purnama Sidhi lahir di Yogyakarta, 1955. Menyelesaikan studi seni rupa di Jurusan Seni Lukis, Sekolah Tinggi Seni Rupa ASRI (sekarang Institut Seni Indonesia ISI) Yogyakarta. Kemudian belajar seni grafis di Konsthogskolan (Royal University) di Stockholm, Swedia, mengerjakan litografi, etsa, dry point, karborundum, cukil kayu, dan aquatint. Sejak 1975 sampai sekarang mengikuti pameran bersama ke beberapa kota dan negara antara lain di Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Bali, Semarang , Jambi, Perancis, dan Swedia. Penghargaan: 1972 – Kompetisi Seni Lukis Remaja Internasional pada Olimpiade Munchen, Jerman Barat.

Chairin Hayati, lahir di Tasikmalaya, 11 Maret 1948. Lulus dari ITB Jurusan Seni Grafis (1973). Pernah berpameran tunggal antara lain : "Jejak Langkah" Cemara 6 Galeri Café / (1997) dan "Tentang Wanita" Galeri Bandung (2001), serta pameran bersama di antaranya: The 17th Asian International Art Exhibition Drejeon Municipal Museum (2002) CP Open Bienalle Galeri Nasional Jakarta; The 18th Asian International Art Exhibition, Hongkong Heritage Museum(2003), Bienalle Jakarta 2006 "Milestone"( 2006), "Dunia Benda" Red Point Gallery di Bandung (2007). Pernah meraih pengghargaan Karya Mahasiswa Terbaik (1972).

Drs. Haryadi Suadi, lahir di Cirebon 20 Mei 1939. Lulus FSRD ITB, jurusan Seni Murni Studio Seni Grafis (1969). Pameran tunggalnya antara lain: Graphic Art Exhibition (wood Cut), Chase Manhattan, Jakarta (1972), Pameran Lukisan Kaca Galeri "Lontar" Jakarta (1996), serta pameran bersama:  Pameran "Pelukis Angkatan 1960-n" Taman Ismail Marzuki Jakarta (2005),  Pameran "Biennal Jakarta 2006" Taman Ismail Marzuki Jakarta  (2006),  Pameran "AIAE" Selasar Seni Soenaryo, Bandung (2007). Pernah meraih penghargaan Best woodcut ITB Annual Exhibition, Bandung (1967), Best woodcut "23rd Sozo Bijutu" Exhibition Tenoji Museum, Osaka, Japan (1970) dan Best painting (glass painting) Painting Exhibition of the Jakarta Painting Biennale TIM, Jakarta (1982).

T. Sutanto, lahir di Klaten, 2 Mei 1941. Sarjana Seni Rupa ITB (Jurusan Seni Grafis); PRATT Institute New York (Communication Design). Pengalaman Pameran di dalam dan luar negeri. Pernah menjadi pemenang Biennale Seni Lukis Indonesia IV (1980); 10 Besar dalam Indonesian Art Awards 1996.


Anda sedang membaca artikel tentang

"Sentuhan Tangan" di Bentara Budaya Bali

Dengan url

http://oaseseo.blogspot.com/2013/03/tangan-di-bentara-budaya-bali.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

"Sentuhan Tangan" di Bentara Budaya Bali

namun jangan lupa untuk meletakkan link

"Sentuhan Tangan" di Bentara Budaya Bali

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger