Puisi-puisi Putu Gede Pradipta
Rabu, 17 Oktober 2012 | 22:08 WIB
Mata Kail
yang bersangkutan
ditembus oleh kilau
seujung runcing itu
adalah doa terakhir
dari semulut samun
jelang senar terulur
di mana pemancing
ia belia dan peragu
di ruas dadanya itu
tak ada sepuisi pun
2012
Kutuk Buah
terpukat taring
habis tersesapi
terendap kulai
sendiri bersepi
dan bara nyawa
sekibasan angin
segantung bijih
hanya kilas isi
belumlah puisi
2012
Kontemplasi Batu
berdiam seutuh
mengukuhi bisu
sepatut berpaut
meruapkan tuah
mewujud si besi
meredam ketuk
yang sunyi nyali
capai nyanyi hati
berakhir ia puisi
2012
Lembu
Cermin pecah melampaui retak usia
Merah suam merakit bebilah bambu
Kini jelaslah gambar nujum maut itu
Membentuk tubuh berwujud lembu
Yang menyuarakan lenguh umpama
Dari sekian langkahnya yang berima
Sebelum sampai mencapai bukit alusi
Dengan empat kaki sepantas tangguh
Adalah bosan lebih dulu mengutuknya
Tergelincir dari bait ke bait berlanjut
Sesisa harap setimpang cahaya mata
Merampungkan bayang-bayang hulu
Lalu lembu memiuh dari cermin puisi
Kiasan yang ampuh memuslihatkan isi
Dan merah suam menjelma kau kini
Lembu lanjut usia lampau ingin belia
2012
Putu Gede Pradipta adalah Mahasiswa semester 1 Program Studi Bahasa dan Sastra Universitas Dwijendra Denpasar. Bergiat di Kelompok Menulis.
Anda sedang membaca artikel tentang
Puisi-puisi Putu Gede Pradipta
Dengan url
http://oaseseo.blogspot.com/2012/10/puisi-puisi-putu-gede-pradipta.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Puisi-puisi Putu Gede Pradipta
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Puisi-puisi Putu Gede Pradipta
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar