Menggagas Budaya Lokal agar Lebih Asyik

Written By Unknown on Kamis, 25 Oktober 2012 | 12.40

JAKARTA, KOMPAS.com--Di tengah derasnya kekuatan budaya asing merambah hampir di segala sendi kehidupan bangsa Indonesia, ada juga pihak yang merasa terpanggil untuk setidaknya menyelamatkan, dan selebihnya malah mencoba membuat budaya lokal bisa terus berkembang dalam kemasan yang lebih modern.

Di antara nama-nama seniman dan budayawan yang telah berhasil mengemas budaya lokal dalam idiom modern, sebut saja Jogja Hip Hop Foundation, Babendjo (asuhan Saung Mang Udjo), serta Langgir Badong, yaitu kesenian ciptaan seniman Ade Suarsa berupa alat musik dari bambu yang digendong (badong).

Nah, ketiga pelaku budaya ini diapresiasi oleh Sampoerna Kretek dalam pesta rakyat Sampoerna Kretek Asyiiik Fest yang digelar di 6 kota, antara lain Malang, Semarang, Sukabumi, Karawang, Bandung dan Bogor sejak Juni hingga November 2012.

"Munculnya kebanggaan generasi muda dewasa terhadap budaya lokal yang dikemas lagi dalam bentuk kontemporer harus diapresiasi dan kami mewujudkannya dalam Sampoerna Kretek Asyiiik Fest, yakni sebuah hiburan yang disajikan dalam bentuk pesta rakyat dan menghadirkan semua unsur budaya lokal, mulai dari kesenian/musik, kuliner, hingga kegiatan interaktif tradisional," ujar Marketing Manager Sampoerna Kretek, Yasin Tofani Sadikin, saat ditemui dalam acara Ngobrol Asyiiik Bareng Sampoerna Kretek di Jakarta (23/10).

Kegiatan-kegiatan dalam Sampoerna Kretek Asyiiik Fest juga dilekatkan dengan keseharian budaya lokal masyarakat Indonesia, yang menonjolkan sisi riang dan guyubnya budaya lokal Indonesia. "Nilai-nilai lokal seperti kebersamaan, kekompakan, dan optimisme kami yakini sebagai The Lighter Side of Indonesian Spirit, yakni sebuah semangat yang sebenarnya mengakar dan menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Inilah yang coba dihadirkan dalam Sampoerna Kretek Asyiiik Fest," jelas Tofani.

Senada dengan Tofani, budayawan kawakan Indonesia Sujiwo Tedjo, mengatakan bahwa budaya lokal yang dikemas lebih modern memang selalu laris di masyarakat. "Saya seringkali berkreasi untuk menghadirkan budaya-budaya lokal dalam kemasan yang lebih modern, sehingga lebih mudah dinikmati oleh semua orang. Misalkan, mendalang lakon wayang yang menceritakan kemelut kehidupan sehari-hari, atau bahkan membawakan lagu-lagu bernuansa pop dalam istilah-istilah daerah yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal".

Berkenaan dengan nilai-nilai kearifan lokal, Sujiwo mengakui bahwa budaya lokal memang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang masih sesuai untuk diterapkan dalam kehidupan masa kini. Di sisi lain, dia juga meyakini bahwa budaya lokal merupakan budaya yang asyik. "Budaya lokal Indonesia itu budaya yang asyik kok. Karakternya yang ringan dan tidak bersifat menggurui membuat budaya lokal menjadi sarana edukasi nilai kearifan lokal yang paling bisa diterima oleh masyarakat luas. Orang Indonesia itu orang yang asyik, sehingga budaya lokalnya juga asyik. Harmonisasi ini saya sebut sebagai The Sound of Orang Asyik," tegasnya.

Menutup diskusi, Tofani berharap Sampoerna Kretek Asyiiik Fest dapat menjadi wadah apresiasi generasi muda dewasa terhadap budaya lokal. "Dengan menghadirkan kolaborasi antara budaya lokal dan budaya kontemporer dalam bentuk pesta rakyat, Sampoerna Kretek Asyiiik Fest diharapkan dapat menjadi sarana yang asyik sekaligus momen tidak terlupakan bagi masyarakat untuk mengekspresikan apresiasi dan kebanggaannya terhadap budaya lokal. Ini adalah sebuah langkah maju bagi perkembangan dan pelestarian budaya lokal," tutup Tofani.


Anda sedang membaca artikel tentang

Menggagas Budaya Lokal agar Lebih Asyik

Dengan url

http://oaseseo.blogspot.com/2012/10/menggagas-budaya-lokal-agar-lebih-asyik.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Menggagas Budaya Lokal agar Lebih Asyik

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Menggagas Budaya Lokal agar Lebih Asyik

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger