Para Pahlawan Pembawa Harapan

Written By Unknown on Rabu, 20 Maret 2013 | 12.40

Judul Buku: Hope
Penulis   : Endah Sulwesi dan Kurnia Efendi
Penerbit  : Bentang Pustaka, Yogyakarta.
Tahun     : I,  Februari 2013.
Tebal     : x + 178 halaman.
ISBN      : 978-602-7888-14-2

Pernahkan kita merasa kasihan ketika melihat orang sakit jiwa terlantar di jalanan? Pernahkan juga hati kita terenyuh ketika melihat anak-anak miskin menjadi pemulung dan kehilangan kesempatan untuk bersekolah? Atau pernahkah juga kita berempati pada para penderita ODHA? Dan pernahkah terbersit di hati kita untuk menolong orang-orang yang tak beruntung itu? Atau malah kita mencibir dan tak peduli?

Melalui buku berjudul Hope ini, penulis ingin berbagi inspirasi dengan mengulas kisah-kisah perjuangan tujuh orang pahlawan pilihan Kick Andy. Mereka adalah orang-orang hebat yang peduli dengan sesama dan rela mengorbankan apa yang mereka miliki demi memberikan harapan pada orang lain. Jalan yang mereka tempuh penuh rintangan, gelap, dan terjal. Tapi, misi yang mereka emban berhasil mengubah semangat mereka layaknya cahaya penunjuk jalan ketika gelap tiba, sehingga mereka tak pernah putus asa demi tujuan mulia yang mereka emban.

Dadang Hariadi misalnya, lelaki yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil di Perusahaan Listrik Negara (PLN) ini rela meninggalkan jabatannnya hanya untuk merawat orang-orang sakit jiwa yang menggelandang di jalanan. Ia merasa kasihan ketika pada  suatu hari ia melihat seorang penyandang sakit jiwa yang mengais-ngais makanan di tong sampah. Seperti mendapat bisikan dari Tuhan, Dadang tersentuh oleh pemandangan itu. Panggilan jiwanya muncul untuk menolong sesama.

Ketika misi kemanusiaan itu mulai dirintis, Dadang ditentang dan dihina oleh sanak saudaranya. Mereka menganggap itu sebagai tindakan bodoh, membuang waktu, dan sia-sia. Hanya istrinya yang mendukung misi mulia Dadang. Namun, Dadang tidak gentar. Ia sudah bulat dengan keputusannya menolong para penyandang gangguan jiwa. Terlebih saat mereka berhasil menyembuhkan sejumlah pasien. Keseriusan dan ketulusan telah memberikan manfaat yang tidak kecil, apalagi menyangkut jiwa seseorang. Semenjak berhenti dari pekerjaan formal, Dadang menghidupi keluarganya dari hasil kebun milik mereka, tetapi itu tak menyurutkan niat mulianya hingga kini. (hal.27-52).
Panggilan jiwa untuk membantu sesama juga dirasakan oleh Irina Among Pradja. Perempuan yang berprofesi sebagai dokter ini rela melipat jas dokternya demi menjadi ibu sekaligus guru bagi 150 anak yang sehari-harinya mengais rezeki di tempat sampah.

Hati lembutnya tersentuh ketika melihat puluhan keluarga hidup dengan kondisi yang sangat sederhana di barak-barak pengungsian. Rasa terenyuh di hati muncul karena melihat kenyataan bahwa di tempat tersebut ada banyak sekali anak-anak yang tidak bisa bersekolah karena keterbatasan kemampuan ekonomi orangtua mereka.

Dengan cepat, Irina segera menghubungi beberapa temannya dan mengumpulkan dukungan. Bersama sahabat-sahabat baiknya, Irina kemudian mendirikan sekolah darurat yang bernama"Sekolah Kami" bagi anak-anak tersebut. Usahanya tidaklah mudah, beberapa kali sekolahnya digusur oleh pihak-pihak lain, tetapi itu tak menyurutkan langkah dan semangatnya. Pada akhirnya, Irina berhasil menemukan sebuah tempat yang cocok. Irina menyulap tempat pembuangan sampah menjadi sepotong "surga" bagi 150 anak pemulung yang kurang beruntung. (hal. 105-125).

Lain lagi dengan perjuangan lelaki bernama Deradjat Ginandjar Koesmayadi. Masa remajanya sangat suram, pecandu narkoba sampai tingkat paling parah. Sehingga menyebabkan ia tertular HIV (ODHA) karena bergantian jarum suntik sesama pengguna narkoba. Walaupun terpuruk, ia coba bangkit dan menata hidupnya kembali. Pada tahun 2003, Ginan, begitu ia dipanggil, mendirikan Rumah Cemara.

Rumah ini menjadi tempat berkumpul para mantan pecandu narkoba dan penyandang HIV/AIDS). Melalui Rumah Cemara ini Ginan dan kawan-kawan menyosialisasikan HIV/AIDS kepada masyarakat awan melalui sepak bola. Tim sepak bolanya penuh prestasi dan sampai bermain keluar negeri serta mendapat berbagai macam penghargaan dan mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Ada pula kisah Chanee Brule, seorang bule yang mendedikasikan hidupnya untuk melindungi Owa-owa, Irma Suryati, seorang wanita cacat yang menciptkan lapangan pekerjaan bagi ratusan orang, Sinda Ridwan yang mengidap Lupus menjalani hidupnya dengan menyingkap dan melestarikan naskah-naskah kuno. Dan Fauzanah seorang wanita pensiunan guru yang mendirikan Puskesmas Matematika untuk anak-anak yang kurang pandai dalam mata pelajaran berhitung ini.

Selain inspiratif, buku ini juga akan menyentuh hati terdalam kita. Bahwa, di luar sana masih banyak orang yang memerlukan uluran tangan kita. Memberikan harapan pada mereka bukanlah hal mustahil. Harapan itu pasti terwujud, selama kita mau membuka mata dan mengasah kepekaan nurani pada sesama.
Selamat membaca. 

***
 Diresensi oleh: Muhammad Saleh*
*GURU HONORER SD IT TARBIATUL AULAD Barabai.


Anda sedang membaca artikel tentang

Para Pahlawan Pembawa Harapan

Dengan url

http://oaseseo.blogspot.com/2013/03/para-pahlawan-pembawa-harapan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Para Pahlawan Pembawa Harapan

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Para Pahlawan Pembawa Harapan

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger