Puisi-puisi Razack Pulo

Written By Unknown on Selasa, 15 Januari 2013 | 12.40

JENJANG WAKTU
 
Kita tidak berjarak ruang dan waktu, Laila. Seakan selalu menyatu
dalam setiap napas yang memburu.
Tak ada jenjang waktu yang mengajariku tentang jarak*).
Engkau hadir di setiap jengkal kulit.

Serupa rindu yang selalu meresap di pori, terlalu sukar melupakan
hawa yang hasrat dan geloranya mengusung takdir.
Di saat janji terucap sunyi di dalam cairan berselaput.
Dan lorong takdir terkuak demi waktu.

Tak ada jenjang waktu hingga rinduku
melesat ke langitmu.

Palembang, 19 November 2012 (RQ)
*) Kutipan dari puisi Rain Queen "Jarak"

YANG MENGEMBARA

Pengembaraan takdir menyerahkan hasrat merasakan hadirmu suatu hari kelak. Dalam keterasingan lunta serupa ini, kehadiranmu terasa di tiap detik berlalu.
Di malam yang beda, kepakan sayapnya menyisakan hembusan halus dinding fajar melampaui celah kenangan.

Ingin sekali tanda tanya itu tersingkap sambil menelusuri padang hatimu, Laila. Bagiku yang percaya pada jalan takdir, adakah tempat layak di sana? Coba kubaca tanda-tanda, serupa Winnetou yang mencari jejak si Muka Pucat.
Biar tak sesat di jalanmu.

Di malam yang berbeda, perjalanan ini kan terjaga tegak hingga semua
terpacak kebenaran cinta pada lingkaran ketentuan. Tak ada apapun yang datang tanpa alasan darimu. Mencarimu adalah kilau hakikat cinta yang sublim.

Palembang, 22.11.12

KE RAHIM MALAM

Engkau berliku mengitari lorong bukit
Menyesap setiap tetes nektar, yang gemetar di bibir senja
: membuih hingga ke ujung sensoris
yang gigil ritmis

Engkau terkulai di celah melingkar
:merayap jerah ke rahim malam

Palembang, 23.12.12

DI SUDUT KOTA

Hujan benar-benar melumat kerinduannya hari ini.
Hingga ia meringkuk di dalam kabin
memandangi setiap butir hujan yang menyetubuhi jendela mobilnya.
lalu butir-butir itu meleleh turun mengalun berekor serupa sperma.

Hujan telah membuatnya menunggu lebih lama.
Sementara hawa kian basah dan melembabkan
aroma napas si penyair: berat dan kedinginan di udara.

Palembang, 25.12.12

CENDAWAN

Inilah lendir di kepala mereka
Menua di antara lelehan lumut menyemak
di dahan-dahan waktu
Mengisut, lalu diserap akar-akar pakis,
mengikis tubuh mereka hingga mengelupas
 
Inilah lendir di kepala mereka
Menegang dengan payung pelindung
di bawah bayang-bayang dahan kering
lalu menyusut ke perut ibu bumi
 
Bireuen, 2 April 2010

Razack Pulo [Nama pena dari : Abdul Razak M.H. Pulo]. Lahir di Bireuen, Aceh. Seorang dokter, kini sedang menempuh pendidikan PPDS di Unsri Palembang. Sebelumnya di IOM, American Red Cross, dan Medecins Sans Frontieres-Belgium (MSF-B). Ketua Divisi Fiksi Komunitas Penulis OASE, Alumni Sekolah Menulis Do Karim. Karya-karya berupa cerpen dan puisi telah dimuat di Harian Serambi Indonesia, Majalah Annida, Hello English Magazine, Tabloid Kontras, Harian Aceh, Harian RajaPost, Pro Haba, dll. Tulisan juga terdapat di dalam Antologi Cerpen FLP-Aceh Rumah Matahari Terbit, Antologi Puisi Tsunami Kopi. Puisi-puisi dimuat Oase.Kompas.com, 16 Januari 2010 dan 23 April 2010


Anda sedang membaca artikel tentang

Puisi-puisi Razack Pulo

Dengan url

http://oaseseo.blogspot.com/2013/01/puisi-puisi-razack-pulo.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Puisi-puisi Razack Pulo

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Puisi-puisi Razack Pulo

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger